Akhir pekan lalu, militan Kurdi mengunggah video saat mereka menghancurkan sebuah tank Leopard 2A4 milik Angkatan Darat Turki. Berdasarkan laporan yang ada, Kurdi menggunakn peluncur rudal anti-tank era Soviet yang sudah cukup tua.
Kenapa Leopard yang selama ini disebut-sebut sebagai salah satu tank terkuat di dunia menjadi begitu rentan? Bahkan oleh senjata tua?
Pakar militer menunjuk kompartemen amunisi menjadi titik terlemah Leopard-2. “Telah terbukti sekali lagi bahwa tank Leopard-2 yang banyak dipuji memiliki cacat fatal, karena sebagian besar amunisi onboard mereka disimpan di bagian kiri depan dengan perlindungan lapis baja yang lemah di kedua sisi,” tulis ahli senjata di center of Strategy and Technology Analysis Rusia setelah menonton video Leopard yang dihancurkan oleh rudal militan Kurdi.
Mereka menambahkan bahwa kasus pertama tank Leopard-2A4 yang hancur akibat amunisi onboard mereka meledak terjadi ketika Angkatan Darat Turki bertempur melawan ISIS di dekat al-Bab Suriah pada bulan Desember 2016.
Para ahli percaya bahwa Leopard dekat Afrin dihancurkan dengan peluncur rudal antagonis Fagot, yang dikembangkan Uni Soviet pada awal 1970-an, sekitar satu dekade sebelum tank Leopard-2 pertama datang. Fagot masih digunakan oleh tentara lebih dari 30 negara di seluruh dunia

Ankara melancarkan ofensif yang dikenal sebagai Operasi yang dijuluki Olive Branch dengan dukungan pasukan pembebasan Suriah atau Syrian Free Army (FSA) sejak 20 Januari 2018. Operasi ini terutama menargetkan YPG yang didukung Amerika, yang dianggap oleh Ankara sebagai afiliasi Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap teroris oleh Turki.