Rusia Perintahkan Pesawat Tempurnya di Suriah Terbang Tinggi
Su-25 Frogfoot

Rusia Perintahkan Pesawat Tempurnya di Suriah Terbang Tinggi

Rusia memerintahkan pilot pesawat tempurnya di Suriah untuk terbang lebih tinggi agar tidak ditembak jatuh oleh rudal anti-pesawat portable. Perintah ini dikeluarkan setelah sebuah Su-25 mereka ditembak jatuh di Idlib pada Sabtu 3 Februari 2018.

Surat kabar harian Izvestia mengutip Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan keputusan telah diambil bahwa pesawat hanya diizinkan terbang di atas 5.000 meter (16.400 kaki) agar tetap aman.

Dikatakan bahwa kebijakan semacam itu sebelumnya telah berlaku, namun Su-25 memiliki beberapa alasan mulai terbang di tempat yang lebih rendah dalam beberapa hari ini.

Rudal panggul yang diluncurkan oleh pemberontak sekarang merupakan ancaman bagi semua pesawat yang beroperasi di Suriah, kata Kremlin. Tapi dikatakan terlalu dini untuk mengatakan siapa yang memasok sistem senjata yang digunakan untuk menembak jatuh jet tempur mereka.

“Ini sangat mengkhawatirkan bahwa rudal antipesawat berada di tangan para teroris,” juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan. “Ini bahaya besar bagi semua pemerintah.”

Peskov tidak memberi sinyal perubahan yang lebih luas dalam kebijakan Rusia di Suriah dimana Moskow telah mendukung tentara Presiden Bashar al-Assad selama lebih dari dua tahun.

Dia mengatakan bahwa Rusia memiliki cukup senjata yang tersisa di Suriah untuk memberikan “pukulan yang menghancurkan” pada pasukan memberontak.

Peskov mengatakan Rusia melakukan serangkaian “serangan tepat” terhadap target pemberontak untuk menanggapi penembakan pesawat.

Tim penyelamat dan aktivis oposisi menuduh  pesawat Rusia menargetkan daerah pemukiman dan sebuah rumah sakit dalam serangan tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan untuk memberikan komentar. Namun mereka telah berulang kali menolak tuduhan bahwa pesawatnya menargetkan warga sipil, dengan mengatakan bahwa mereka sangat berhati-hati untuk menghindari saah sasaran.