More

    Keberanian Kapten Ini Selamatkan Kapal Selam Kelas Typhoon Dari Tragedi Nuklir

    on

    |

    views

    and

    comments

    Igor Grishkov, pensiunan kapten Angkatan Laut Rusia berusia 67 tahun, meninggal di Severodvinsk, yang terletak di sepanjang Laut Putih yang dingin. Grishkov telah tinggal di sana sejak pensiun dari Angkatan Laut Rusia.

    Dengan kemampuannya berpikir dan bertindak cepat serta berani Grishkov telah menyelamatkan dunia dari bencana nuklir telah meninggal dunia.

    Kisan tersebut terjadi 27 tahun sebelumnya, ketika Kapten Grishkov memimpin salah satu dari enam senjata paling mematikan yang pernah dibuat Uni Soviet, kapal selam bertenaga nuklir kelas Typhoon TK-17.

    Peristiwa tersebut dirahasiakan selama beberapa dekade, tapi kini sudah dibuka ke publik hingga kita bisa tahu betapa kritisnya situasi saat itu.

    Pada bulan September 1991 TK-17 diperintahkan untuk melakukan uji coba peluncuran salah satu dari 20 rudal balistik rudal SS-N-20 Sturgeon atau R-39 Rif. Ini adlaah rudal balistik bahan bakar padat tiga tahap yang berukuran sangat besar, yakni mencapai 185.000 pon dan mampu membawa hingga sepuluh multiple independently-targeted reentry vehicles (MIRV).

    Sebuah rudal uji, yang memiliki hulu ledak inert, dimasukkan ke dalam salah satu tabung peluncuran vertikal TK-17 sebelum kapal selam menuju ke laut. Setelah diluncurkan, rudal tersebut akan terbang sejauh ribuan mil ke timur untuk menyerang target simulasi di Semenanjung Chukotka.

    Latihan ini sebagian besar untuk unjuk kekuatan kepada dunia sekaligus ingin mengatakn kondisi Soviet sedang stabil setelah usaha kudeta yang gagal melawan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev. Pada kenyataannya, Uni Soviet sedang dalam keadaan gawat. Bahkan pada hari Natal di tahun yang sama negara itu akhinyr hancur total.

    Pada tanggal 27 September 1991, TK-17 pindah ke posisi terdepan dan mulai melakukan urutan penembakan. Tetapi malapetaka terjadi ketika saat tombol peluncuran ditekan rudal sepanjang 53 kaki, lebar 23 kaki yang mendorong jalan menuju permukaan laut, meledak saat masih berada di dalam tabung peluncurannya. Pintu silo yang menutupi tabung rudal itu benar-benar meledak.

    Kapal selam terguncang hebat dan alarm berdering. Peristiwa semacam itu jelas mengerikan bagi awak kapal. Hilangnya kendali reaktor nuklir kembar kapal dan senjata nuklir yang dibawanya bisa mengakibatkan insiden nuklir dengan proporsi yang sangat besar.

    gor Grishkov

    Grishkov bertindak cepat dan tegas, memerintahkan menguranig pemberat TK-17, sebuah langkah yang akan membawa kapal selam sepanjang 574 kaki tersebut ke permukaan.

    Tindakan berhasil dan kru TK-17 dapat memeriksa secara visual ruang rudal yang ada di bagian depan kapal selam tersebut. Situasinya tidak terlihat bagus. Ada serangkaian kebakaran yang berkecamuk di dekat tempat peluru kendali yang meledak.

    Bahan propelan padat rudal itu telah tersebar di permukaan atas kapal selam. Lapisan karet anechoic yang membantu kapal selam agar tidak terdeteksi secara akustik menyala dan api akan menyebar dengan cepat.  Sebanyak 19 rudal lainnya duduk dengan rapi berjajar dua baris dengan masing-masing 10 rudal di bawah dan di dekat api. Panas dan rudal balistik yang dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir adalah kombinasi yang buruk.

    Sekali lagi, Kapten Grishkov bertindak cepat dan tegas, dia memerintahkan manuver kontra-intuitif untuk kapal selam yang rusak dengan cara yang tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh kru saat itu. Dia memerintahkan kapal untuk menyelam. Dive! Dive! Dive!

    Rencananya adalah untuk memadamkan api  dengan menenggelamkan kapal. Grishkov tahu bahwa kompartemen peluncuran rudal akan kebanjiran air dan mungkin bagian lain di dekatnya. Dia memberi tahu awak kapal mengenai kemungkinan ini, tapi dia harus membuat keputusan yang bisa menyelamatkan kapal agar tidak tenggelam, bahkan jika itu berarti harus membuat kerusakan baru dan bahkan mungkin korban jiwa.

    Para kru melakukan perintah tersebut jauh lebih cepat daripada biasanya bisa dilakukan. Saat kapal kemudian kembali ke permukaan lagi dengan api padam. Rencananya telah bekerja dan TK-17 akhirnya tidak menjadi malu bagi Soviet atau penyebab krisis internasional dan malapetaka lingkungan.

    Kapal selam itupun kemudian tertatih-tatih kembali ke Severodvinsk dimana pelapis kulit yang terbakar dan tabung peluncuran yang rusak parah diperbaiki di bawah selubung kerahasiaan. Tabung rudal tidak pernah digunakan lagi dan ditutup secara permanen. TK-17 tetap bertugas selama 13 tahun lagi sebelum dipensiun pada tahun 2004.

    Grishkov tidak pernah disebut sebagai Pahlawan Rusia atau diberi penghargaan karena menghindarkan bencana. Tragedi Kursk terjadi hampir sembilan tahun kemudian, yang memiliki kesejajaran yang jelas terhadap insiden  TK-17 namun secara kontroversial ditangani secara berlawanan oleh Rusia.

    Tiga dari enam kapal kelas Typhoon yang diproduksi masih ada, hanya satu yang tersisa dalam layanan aktif. Dua lainnya yang tersisa rencananya akan segera dihancurkan.

    Sumber: The Drive

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this