Digeser ke Afghanistan, Amerika Mulai Tarik Pasukan dari Irak
Pasukan Amerika di Afghanistan

Digeser ke Afghanistan, Amerika Mulai Tarik Pasukan dari Irak

Pasukan Amerika dilaporkan mulai menarik diri dari Irak menyusul pengumuman kemenangan Baghdad atas kelompok ISIS tahun lalu.

Di Baghdad, seorang juru bicara pemerintah Irak pada Senin 5 Februari 2018 mengkonfirmasi kepada The Associated Press bahwa penarikan telah dimulai. Namun dia menekankan bahwa hal itu masih dalam tahap awal dan tidak menandai dimulainya penarikan seluruh pasukan Amerika.

Sumber dari sebuah kontraktor pertahanan mengatakan puluhan tentara Amerika telah diangkut dari Irak ke Afghanistan pada penerbangan harian selama seminggu terakhir, bersamaan dengan senjata dan peralatan.

Seorang reporter AP di markas Al-Asad di Irak barat juga melihat pergerakan pasukan yang membuktikan apa yang disampaikan kontraktor tersebut.

“Kehadiran koalisi yang terus berlanjut di Irak akan berbasis pada kondisi, sesuai dengan kebutuhan dan koordinasi dengan pemerintah Irak,” kata juru bicara koalisi Kolonel Angkatan Darat Ryan Dillon kepada AP.

Sementara juru bicara pemerintah Saad al-Hadithi mengatakan, “Pertarungan melawan ISIS telah berakhir, dan tingkat kehadiran Amerika akan berkurang.”

Seorang pejabat senior Irak yang dekat dengan Perdana Menteri Haider al-Abadi mengatakan 60 persen dari seluruh tentara Amerika yang saat ini berada di negara tersebut akan ditarik. Hal ini sesuai kesepakatan awal yang dicapai dengan Amerika Serikat. Rencana tersebut akan meninggalkan kekuatan sekitar 4.000 pasukan Amerika untuk terus melatih militer Irak.

Sebuah laporan Pentagon yang dirilis pada bulan November mengatakan ada 8.892 tentara Amerika di Irak pada akhir September.

Amerika pertama kali meluncurkan serangan udara terhadap kelompok ISIS di Irak pada Agustus 2014. Pada saat itu, intervensi militer digambarkan sebagai “terbatas,” namun karena militer Irak kesulitan untuk memukul mundur ISIS, , jejak koalisi pimpinan Amerika di negara tersebut terus tumbuh.

“Kami telah mengalami perubahan misi baru-baru ini dan segera kami akan mendukung sebuah teater operasi yang berbeda di bulan yang akan datang,” kata Letnan Satu Angkatan Darat Amerika William John Raymond mengatakan kepada AP di Al-Asad.