Bomber B-52 Cetak Rekor Terbaru di Perang Afghanistan
B-52

Bomber B-52 Cetak Rekor Terbaru di Perang Afghanistan

Bomber B-52 Stratofortress Amerika Serikat minggu ini mencatat rekor dalam menggunakan bom pintar di medan perang Afghanistan.

Pejabat pasukan Amerika di Afghanistan mengatakan selama 96 jam terakhir, pesawat tersebut memainkan peran utama melawan Taliban dengan menyerang fasilitas latihan kelompok militan di provinsi Badakhshan dengan 24 bom pintar. Jumlah ini melebihi rekor sebelumnya pada 19 November 2017 ketika bomber tersebut menembakkan 19 amunisi presisi.

“Serangan tersebut mencegah perencanaan dan latihan teroris di dekat perbatasan dengan China dan Tajikistan,” kata pejabat tersebut dalam rilisnya sebagaimana dilaporkan Military Times Selasa 6 Februari 2018.

B-52 mampu membawa 70.000 pon amunisi, dengan sekitar 500 pound untuk bom konvensional sampai kira-kira 2.000 pound untuk senjata presisi. Dengan demikian, pesawat bisa membawa lebih dari 100 bom campuran.

Rilis tersebut menambahkan serangan tambahan menghancurkan kendaraan Tentara Nasional Afghanistan yang dicuri dan sedang dalam proses dikonversi menjadi kendaraan pembawa bom.

Letnan Kolonel Damien Pickart, juru bicara Komando Pasukan Udara, mengatakan kepada Military.com F-16 Fighting Falcons dari Pangkalan Udara Bagram yang melakukan pemboman terhadap kendaraan curian tersebut.

Pengebom strategis jarak jauh, yang ditempatkan di Al Udeid Air Base, Qatar, untuk pertama kalinya menembakkan amunisi presisi dalam sebuah misi di Afghanistan pada bulan November, sebuah prestasi yang disebut sebagai hasil pemasangan conventional rotary launcher (CRL) yang memungkinkan pembom era Perang Dingin membawa bom yang lebih cerdas.

“CRL pada dasarnya adalah sebuah revolver di teluk bom yang mengubah dan menempatkan amunisi presisi satu per satu,” kata Pickart.

Selama misi November tersebut B-52 meluncurkan 19 Joint Direct Attack Munitions atau JDAM, terhadap beberapa sasaran.

Presiden Amerika Donald Trump telah memerintahkan peningkatan operasi militer di Afghanistan. Sejak itu telah beralih ke sejumlah teknologi di gudang senjata militer untuk perang  Afghanistan, seperti pesawat tempur siluman F-22 Raptor.

Selama serangan yang sama di bulan November, Angkatan Udara mengirim F-22 pada misi operasional pertamanya melawan Taliban.

Angkatan Udara pada bulan April 2017 juga menjatuhkan bom konvensional  paling kuat di gudang senjata AS yang dikenal sebagai GBU-43 Massive Ordnance Air Blast (MOAB) seberat 21.600 pound, yang dijuluki “ibu dari semua bom”  di Afghanistan. Ini juga merupakan pertama kalinya bom itu digunakan di medan pertempuran.

Sebagai catatan B-52 pada tahun 2017 menjatuhkan sekitar 1.500 senjata dengan sekitar 50 persen adalah senjata terarah di Afghanistan.