Angkatan Udara dan Angkatan Laut China mengoperasikan tidak kurang dari 1.700 pesawat tempur, pesawat serang dan bomber. Dengan kekuatan ini hanya Amerika Serikat dengan lebih dari 3.400 armada yang bisa mengalahkan.
China mengoperasikan banyak jenis pesawat terbang yang tidak terkenal di Barat. Namun, sebagian besar pesawat militer negara ini terinspirasi oleh atau disalin dari desain Rusia atau Amerika, jadi tidak terlalu sulit untuk memahami kemampuan mereka jika Anda mengetahui asal-usul mereka.

Klon era Soviet
Uni Soviet dan komunis China adalah teman terbaik selama tahun 1950an, sehingga Moskow memberikan banyak teknologi termasuk tank dan jet tempur. Salah satu jenis buatan China awal adalah J-6 yang merupakan tiruan jet supersonik MiG-19 yang memiliki asupan udara di hidung.
Meskipun Cina membangun ribuan J-6, namun sebagian besar sudah pensiun. Sekitar 150 versi berhidung runcing yang digunakan untuk misi serangan darat dan dikenal sebagai Nanchang Q-5, tetap beroperasi dan telah ditingkatkan untuk menggunakan amunisi presisi dipandu.
Persahabatan Sino-Soviet berakhir dengan perpecahan yang buruk sekitar tahun 1960. Namun pada tahun 1962, Soviet menawari China selusin jet tempur MiG-21 baru sebagai bagian dari upaya membuka lagi hubungan.
Beijing menolak tawaran tersebut namun tetap mempertahankan pesawat tempur, yang direkayasa ulang ke posisi yang lebih kuat – tapi lebih berat yang dikenal sebagai Chengdu J-7. Produksi dimulai perlahan karena kekacauan Revolusi Kebudayaan, namun antara tahun 1978 dan 2013 pabrik-pabrik di China menghasilkan ribuan pesawat tempur tersebut dalam puluhan varian. Hampir 400 J-7 masih berfungsi di PLAAF dan PLANAF.
J-7 cukup canggih untuk era 1950-an dalam hal kemampuan manuver dan kecepatan. Dalam hal kecepatan pesawat seimbang dengan F-16 yang mampu terbang pada kecepatan 2 mach. Namun J-7 tidak dapat membawa banyak bahan bakar atau persenjataan, dan memiliki radar lemah di hidung mungilnya yang kerucut.
Meski begitu, China telah berusaha menjaga agar J-7 relevan. J-7G diperkenalkan pada tahun 2004 dengan membawa radar doppler Israel yang memiliki kisaran deteksi 37 mil dan rudal yang lebih baik untuk kemampuan serangan luar jangkauan visual serta kokpit digital.
Pesawat ini akan berjuang melawan jet tempur generasi keempat modern yang dapat mendeteksi dan menyerang musuh pada rentang yang jauh lebih besar. J-7 juga memungkinkan China untuk mempertahankan kekuatan yang lebih besar dari pilot dan personel pendukung yang terlatih sampai disain baru mulai beroperasi.

H-6 Xi’an
Kloning era Soviet lainnya adalah H-6 Xi’an, bomber strategis dua mesin yang didasarkan pada Tu-16 Badger yang dibangun tahun 1950-an.
Meskipun kurang mampu dibandingkan pembom B-52 AS atau Tu-95 Bear Rusia, H-6K yang dapat melakukan pengisian bahan bakar di udara tetap relevan karena dapat membawa rudal jelajah jarak jauh yang bisa mencapai target laut atau darat sejauh 4.000 mil dari China tanpa memasuki kisaran pertahanan udara.
H-6 awalnya ditugaskan untuk menjatuhkan senjata nuklir, namun Angkatan Udara China tampaknya tidak lagi tertarik dengan peran ini. Xi’an dilaporkan mengembangkan bomber strategis H-20 baru, meski masih belum banyak informasi yang tersedia sejauh ini.