Seperti dilaporkan sebelumnya Angkatan Laut Amerika kembali gagal melakukan uji coba pencegatan rudal balistik menggunakan rudal SM-3 Block IIA.
Rudal tersebut ditembakkan dari sebuah stasiun pertahanan rudal Aegis Ashore di Hawaii Rabu 31 Januari 2018 dan tidak mampu mencegat rudal yang diluncurkan dari sebuah pesawat terbang. Ini adalah kegagalan kedua yang dialami oleh rudal ini dalam setahun terakhir.
Kegagalan ini memunculkan pertanyaan tentang kemampuan Amerika untuk mengadang serangan rudal. Tetapi sebenarnya SM-3 bukan satu-satunya payung rudal yang dimiliki Amerika. Negara ini memiliki benteng berlapis. Apa saja yang Amerika gunakan untuk mengadang serangan rudal lawan? Mari kita lihat
Ancaman rudal Korea Utara menjadi pembicaraan yang sedang meninggi di Pentagon. Mereka semakin khawatir Pyongyang benar-benar mampu menciptakan rusal intercontinental atau rudal antarbenua yang bisa mencapai daratan Amerika.
Amerika tentu saja memiliki kemampuan untuk mengadang rudal tersebut. Tetapi selama ini hanya fokus pada THAAD. Apakah memang tidak ada sistem lain yang bisa digunakan?
Tentu saja ada, dan berikut daftar pilihan yang bisa digunakan oleh Amerika untuk mengadang rudal Korea Utara, dan juga negara lain tentunya.
1. MIM-104 Patriot – termasuk Patriot PAC-3
Sistem ini telah melakukan anti-rudal sejak Operasi Desert Storm. Baterai di Arab Saudi dan Israel mencegat berbagai versi Scud SS-1 yang dipecat oleh rezim Saddam Hussein.
Laporan resmi DOD dari tahun 1996 mencatat tingkat keberhasilan 80 persen di Arab Saudi dan 50 persen di Israel yang menggunakan versi MIM-104C. Designation-Systems.net mencatat bahwa versi MIM-104E telah beroperasi sejak tahun 2002, sedangkan versi PAC-3 mulai beroperasi pada tahun 2003.
2. RIM-161 Standard Missile SM-3
Sistem SM-3 Angkatan Laut mungkin adalah salah satu pembunuh rudal paling andal dalam inventarisasi Amerika. Menurut lembar fakta Badan Pertahanan Rudal, SM-3 telah mencapai targetnya dalam 27 dari 34 tes. Itu adalah tingkat keberhasilan 79,4 persen.
Selanjutnya, sistem ini memiliki satu keunggulan dibanding THAAD dan Patriot yakni mereka berbasis di kapal hingga bisa dipindahkan ke posisi mencegat yang lebih ideal. Sistem ini juga sangat mumpuni – Designation-Systems.net memperkirakan rudal RIM-161A memiliki jangkauan lebih dari 270 mil laut – dan RIM-161D sedang diuji sekarang.
Sistem ini juga digunakan di darat yang disebut sebagai Aegis Ashore. Menurut situs Badan Pertahanan Rudal, Aegis Ashore ditempatkan di Rumania dan Polandia. Dengan sistem Aegis yang telah terbukti, tidak mengherankan bila kemungkinan akan lebih banyak kompleks Aegis Ashore yang akan dibangun.
3. Rudal RIM-66 SM-2 dan RIM-174 SM-6
Rudal-rudal ini, pada dasarnya ditujukan untuk membunuh pesawat terbang dan telah menjalani tes enam kali untuk tes anti-rudal. Meski tidak mampu seperti SM-3, mereka masih bisa merusak rudal masuk sebelum membuat kerusakan.
Kedua sistem, perlu dicatat, juga dapat digunakan dari sistem Aegis Ashore yang pada intinya,
4. Ground-Based Interceptor
Sistem ini menambahkan cara untuk mengadang rudal masuk juga. Menurut Badan Pertahanan Rudal, 30 rudal ini dikerahkan antara Fort Greely di Alaska dan Vandenberg Air Force Base di California. Sebuah lembar fakta dari Badan Pertahanan Rudal mencatat bahwa sistem tersebut menunjukkan tingkat keberhasilan 52,97 persen dalam 17 tes.
Ada dua masalah dengan GBI yakni hanya ada 30 rudal dan tidak ada yang berada di Pantai Timur. Situs Badan Pertahanan Rudal mencatat bahwa mereka juga tengah membangun teknologi baru yang akan menjadikan rudal ini semakin mampu dalam melakukan pencegatan.
4. THAAD
Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) merupakan salah satu sistem rudal pertahanan paling canggih di dunia saat ini. Sistem pertahanan rudal yang unik dengan presisi yang diklaim tak tertandingi, mampu melawan ancaman di seluruh dunia dengan mobilitas dan penempatan baterai unit strategis. Sudah 15 kali rudal ini diuji dan seluruhnya sukses.
Interceptor THAAD tidak membawa hulu ledak dan menggunakan energi kinetik murni untuk membunuh rudal balistik baik di dalam maupun di luar atmosfer.
Setiap peluncur membawa hingga delapan rudal dan dapat menyerang beberapa target sekaligus. Peluncur rudal yang dibangun Lockheed Martin adalah salah satu elemen dari empat bagian sistem anti-rudal. Grafik di bawah ini menunjukkan sisa komponen yang dibutuhkan untuk setiap intersepsi musuh.
Radar Raytheon AN / TPY-2 digunakan untuk mendeteksi, melacak dan mengidentifikasi rudal balistik di fase penerbangan. Radar mobile seukuran bus ini begitu kuat sehingga dapat memindai area ukuran seluruh negara.
Setelah ancaman musuh diidentifikasi, Fire Control and Communications (TFCC) segera menembakkan rudal untuk memburu, mencegat dan menghancurkannya. Ketika terbang interceptor akan melacak target dan melenyapkannya.