Meski marah-marah karena pesawatnya dicegat dengan cara agresif oleh jet tempur Rusia, Amerika terus saja menerbangkan platform mata-matanya di dekat Rusia.
Dua pesawat Amerika yakni, sebuah pesawat pengintai Boeing RC-135W Angkatan Udara dan Boeing P-8A Poseidon US Navy terbang dari pangkalan Angkatan Udara Inggris Mildenhall dan terdeteksi terbang mengelilingi wilayah Rusia di Kaliningrad.
Pesawat itu terlihat berkeliling pada hari Kamis dan Jumat oleh Mil Radar, sebuah layanan yang memantau operasi Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika di seluruh dunia.
US Navy P-8A 168432 LA021 departed Mildenhall – Baltic mission pic.twitter.com/sM2ZHGBdMI
— Mil Radar (@MIL_Radar) February 2, 2018
Mil Radar mencatat sinyal transponder pesawat militer saat mereka terbang melalui Polandia dan Laut Baltik hingga 40 km barat Kaliningrad sebelum berbelok ke timur dan terbang di sepanjang perbatasan selatan dengan wilayah udara Polandia.
USAF RC-135W 62-4134 FRYER91 departed Mildenhall – Eastern Poland & Southern Baltic mission pic.twitter.com/Mkc7mVLtWN
— Mil Radar (@MIL_Radar) February 1, 2018
Penerbangan pengintai terbaru ini terdeteksi menyusul sebuah insiden awal pekan ini dimana sebuah jet tempur Su-27 Rusia mencegat pesawat EP-3 Aries US Navy di atas Laut Hitam di dekat Crimea. Pentagon memprotes pencegatan yang disebut dilakukan dengan agresif dan tidak aman tersebut.
Jet tempur Rusia dilaporkan terbang hanya 1,5 meter dari pesawat Amerika. Selain itu Flanker juga bermanuver dengan memotong jalur penerbangan Aries hingga menyebabkan turbulensi karena hempasan mesin jetnya.
Militer Rusia menanggapi dengan mengatakan bahwa pencegatan tersebut merupakan tindakan standard an sesuai hukum internasional. Rusia juga menyarankan agar pesawat mata-mata Amerika menghentikan upaya pengintaiannya di dekat perbatasan Rusia.
Militer Amerika membalasnya, dengan mengatakan pesawatnya akan terus “memantau” wilayah udara internasional di dekat perbatasan Rusia. Sejak awal 2018, pesawat pengintai AS terbang ke perbatasan Rusia di Baltik setidaknya 14 kali, dan telah terlibat dalam berbagai misi pengawasan di dekat Crimea di Laut Hitam.