Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev telah menyetujui penempatan pesawat tempur Rusia di sebuah pulau yang disengketakan di dekat Jepang. Tindakan ini menjadi pembalasan dari keputusan Jepang yang menginstal sistem pertahanan rudal dari Amerika.
Dalam sebuah keputusan yang diumumkan pada Kamis 1 Februari 2018, Medvedev mengizinkan Kementerian Pertahanan Rusia untuk menggunakan sebuah bandara sipil di pulau Iturup, yang di Jepang disebut sebagai Etorofu untuk menempatkan pesawat tempurnya.
Iturup merupakan satu dari empat pulau yang direbut oleh pasukan Soviet pada akhir Perang Dunia II dan terletak di lepas pantai timur laut Hokkaido, prefektur terbesar di Jepang.
Perselisihan mengenai pulau-pulau yang dikenal sebagai Kuril di Rusia dan Wilayah Utara di Jepang ini bahkan membuat Moskow dan Tokyo belum menandatangani sebuah perjanjian damai untuk menandai berakhirnya perang.
Keputusan tersebut diumumkan beberapa hari sebelum wakil menteri luar negeri dari kedua negara tersebut dijadwalkan mengadakan pembicaraan mengenai kerja sama di pulau-pulau yang disengketakan tersebut. Selain itu keputusan juga diambil saat Rusia khawatir karena Jepang mengizinkan Washington untuk menggunakan wilayahnya sebagai basis militer Amerika di Asia dengan dalih melawan Korea Utara.
Tidak jelas apakah Rusia akan secara permanen menempatkan pesawat tempur mereka ke pulau, yang menjadi tuan rumah pangkalan udara Soviet selama Perang Dingin, atau menggunakan bandaranya sesuai kebutuhan saja.
Surat kabar Kommersant mengutip sumber militer yang tidak disebutkan namanya mengatakan langkah tersebut akan memberi pilihan lebih banyak pilihan militer Rusia.
“Langkah ini harus menunjukkan kesiapan bandara udara untuk pesawat tempur yang berpatroli di perbatasan kita untuk sementara berada di sana,” kata sumber tersebut.
Sumber yang mengatakan bahwa Rusia sangat prihatin dengan rencana Jepang untuk menerapkan lebih banyak sistem rudal Aegis Amerika di prefektur Akita dan Yagamata.
Kedutaan Besar Jepang di Moskow mengatakan langkah Rusia tersebut bertentangan dengan apa yang ingin dicapai Tokyo. “Kami yakin ini bisa mengakibatkan kekuatan militer Rusia diperkuat di empat pulau dan itu bertentangan dengan posisi Jepang di kepulauan,” katanya dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Reuters Jumat 2 Februari 2018.
“Kami membutuhkan solusi untuk masalah teritorial sendiri untuk secara mendasar mengatasi masalah semacam ini.”