Di dalam pidatonya beberapa waktu lalu Presiden Trump menyebutkan bahwa militer Amerika Serikat telah menangkap Abu Bakr al-Baghdadi namun melepaskannya. Bagaimana sebenarnya kisah di balik kejadian tersebut?
“Kami dengan bodohnya telah membebaskan ratusan teroris berbahaya, hanya untuk bertemu mereka lagi di medan perang – termasuk pemimpin ISIS, al-Baghdadi,” kata Trump.
Amerika menangkap Baghdadi pada bulan Februari 2004 atau pada masa-masa awal Perang Irak. Dia ditahan di Camp Bucca, sebuah fasilitas penjara di Garma, Irak, di sepanjang perbatasan negara itu dengan Kuwait.
Tapi saat itu dia dikenal sebagai Awad Ibrahim Al Badry, seorang tahanan sipil. Dia adalah satu dari sekitar 80.000 tahanan yang ditahan di salah satu dari empat fasilitas penahanan di seluruh Irak. Mereka gabungan penjahat kecil dan pemberontak yang ditangkap dalam serbuan ke rumah selama perang berlangsung.
Baghdadi ditangkap saat serangan dilakukan di sebuah rumah di dekat Fallujah pada tahun 2004. Dia oleh pejabat Amerika digambarkan pada saat itu sebagai “preman jalanan”.
Setelah dilakukan penelitian terhadap para tahanan tersebut 20-45 persen dari mereka yang ditangkap dibebaskan. Abu Bakr al-Baghdadi yang kemudian pada 2014 mendeklarasikan dirinya sebagai khalifah ditahhan dari bulan Februari sampai Desember 2004. Namun Amerika tidak melepaskan tahanan ini begitu saja. Mereka dipindahkan ke sistem peradilan Irak. Pemerintah Irak kemudian membebaskan Baghdadi.
Akhirnya, Perjanjian Angkatan Bersenjata Amerika dengan Irak pada tahun 2008 menetapkan persyaratan untuk menutup sistem penjara dan memindahkan tahanan ke tahanan Irak. Pemerintah Amerika terutama memperhatikan 200 tahanan yang mereka anggap paling berbahaya. Baghdadi bukanlah salah satu dari mereka.
Pada saat pembebasannya, Baghdadi dan yang lainnya dibebaskan karena dianggap penjahat ingkat rendah dan tidak banyak mendapat ancaman. Setelah dibebaskan, dia kemudian tertarik pada kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Abu Musab al-Zarqawi, yang kemudian dikenal sebagai Al-Qaeda di Irak.
Zarqawi dibunuh oleh pasukan Amerika pada tahun 2006 dan secara sistematis terus menghilangkan kepemimpinan AQI. Pada tahun 2010, Baghdadi dipromosikan ke posisi kepemimpinan di tempat yang tersisa dari jaringan.
Tidak ada yang tahu bagaimana Baghdadi bisa naik jabatannya di organisasi ini. Ketika namanya terungkap sebagai salah satu pemimpin kelompok tersebut (yang kemudian mulai menyebut dirinya sebagai Negara Islam Irak), tidak seorang pun di intelijen Amerika mengetahui namanya.