Hampir setengah dari instalasi militer Amerika Serikat di seluruh dunia terancam oleh cuaca ekstrem terkait dengan perubahan iklim. Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian Pentagon yang temuannya bertentangan dengan pandangan Gedung Putih mengenai pemanasan global.
Kementerian Pertahanan Amerika mengatakan kekeringan, angin dan banjir dan badai menduduki puncak daftar bencana alam yang membahayakan 1.700 lokasi militer di seluruh dunia, dari pangkalan besar hingga pos terdepan.
“Perubahan iklim berpotensi membentuk lingkungan tempat kita beroperasi dan misi yang harus kita lakukan,” kata Pentagon dalam sebuah laporan yang menyertai survei tersebut sebagaimana dikutip Straits Times Kamis 1 Februari 2018.
“Jika cuaca ekstrem membuat fasilitas penting kita tidak dapat digunakan atau memerlukan workarounds yang mahal atau padat tenaga kerja, itu adalah dampak yang tidak dapat diterima.”
Temuan ini menempatkan militer bertentangan dengan Presiden Amerika Donald Trump, yang berkali-kali meragukan temuan ilmiah utama tentang perubahan iklim, termasuk minggu ini dalam sebuah wawancara di televisi Inggris.
Trump juga telah menarik Amerika Serikat dari kesepakatan Paris 2015 untuk melawan perubahan iklim global.
Survei Pentagon menyelidiki dampak iklim yang berubah di semua instalasi militer Amerika di seluruh dunia, yang dikatakan berjumlah lebih dari 3.500.
Menurut personil militer di setiap lokasi, yang menanggapi kuesioner Pentagon menyebutkan aset yang paling sering rusak meliputi lapangan udara, infrastruktur energi dan sistem air.
John Conger, seorang analis kebijakan senior di Center for Climate and Security di Washington, mengatakan bahwa laporan tersebut ke Kongres itu menunjukkan minat yang meningkat anggota parlemen terhadap risiko perubahan iklim terhadap keamanan nasional.
Penelitian ini dipublikasikan akhir pekan lalu dan mendapat perhatian publik minggu ini oleh Center for Climate and Security.
Baca juga:
