Selama dekade terakhir, air-independent propulsion (AIP) kapal selam telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Teknologi yang memungkinkan kapal selam bertenaga konvensional (SSK) beroperasi tanpa harus muncul ke permukaan untuk mengisi baterai.
Teknologi ini juga berpotensi menyaingi kelebihan kapal selam nuklir besar (SSN) yang telah mendominasi peperangan bawah laut sejak tahun 1950an. Sangat mungkin ke depan kapal selam konvensional yang kecil akan menggeser para raksasa tersebut.

Penemuan
Beberapa angkatan laut bereksperimen dengan AIP selama abad ke-20. Karya paling awal dimulai pada Perang Dunia II oleh Angkatan Laut Jerman dan Soviet, walaupun tidak ada eksperimen yang menghasilkan kapal yang operasional.
Setelah perang, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Soviet memanfaatkan penelitian Jerman untuk memproduksi kapal eksperimental mereka sendiri. Namun kemajuan nuklir tampaknya lebihg mempengaruhi dalam pengembangan kapal selam.
Pada pertengahan tahun 2000an, perkembangan teknologi yang konvergen memungkinkan beberapa produsen kapal selam utama di seluruh dunia mulai mengembangkan sistem AIP yang praktis. Prancis, Jerman, Jepang, Swedia dan China semua membangun kapal berkemampuan AIP atau air-independent propulsion (AIP)-powered submarines (SSP) dan dalam beberapa kasus mengekspor kapal selam tersebut ke pelanggan di seluruh dunia.
Teknik
Sistem AIP memungkinkan kapal selam konvensional untuk mengisi ulang baterai mereka tanpa muncul ke permukaan, yang memungkinkannya tetap berada di bawah air hingga memperpanjang waktu dan tidak membiarkan diri terdeteksi. Tiga tipe utama AIP ditemukan di kapal selam diesel-electric yang ada sekarang ini:

Closed Cycle Steam Turbines
Digunakan pada kapal selam buatan Perancis, Closed Cycle Steam Turbines meniru proses produksi energi yang ditemukan di kapal selam nuklir, di mana reaktor nuklir menyediakan panas yang mengubah air menjadi uap dengan mencampur oksigen dan etanol.
Sistem yang disebut dengan MESMA oleh Prancis ini sangat kompleks, menghasilkan banyak tenaga, namun agak kurang efisien dibanding pilihan yang lain.

Stirling Cycle
Mesin Stirling Cycle menggunakan diesel untuk memanaskan cairan yang secara permanen terkandung di dalam mesin, yang pada gilirannya mendorong piston dan menghasilkan listrik dan hasil pembakaran dibuang ke laut. Ini sedikit lebih efisien, dan lebih sederhana daripada varian Prancis, dan digunakan pada kapal Jepang, Swedia dan China.
Fuel Cell
Teknologi fuel cell mungkin adalah state of the art dalam teknologi AIP. Sel bahan bakar menggunakan hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik, dan hampir tidak memiliki bagian yang bergerak. Mereka bisa menghasilkan banyak energi dengan produk limbah minimal, dan sangat sepi.
Kapal selam buatan Jerman telah berhasil memanfaatkan teknologi sel bahan bakar, dan Prancis, Rusia dan India juga bergerak ke arah ini.

Tren Pengadaan
Hal yang hebat tentang AIP adalah bahwa teknologi yang dibuat dapat dipasang ke kapal selam yang lebih tua dengan menyisipkan ke bagian lambung. Jerman telah melakukan ini dengan beberapa kapal, termasuk Type 209, dan laporan menunjukkan bahwa Rusia telah berhasil melakukan retrofit Kelas Kilo.
Swedia telah memasang AIP di empat kapal tua mereka sementara Jepang setidaknya pada satu kapal selam. Bagi angkatan laut yang ingin memaksimalkan kemampuan membunuh kapal selamnya, retrofits dapat hemat biaya karena tidak perlu membeli kapal selam baru.
Namun, kebanyakan angkatan laut lebih tertarik pada konstruksi baru. Jerman memiliki empat kapal yang sedang dibangun untuk berbagai angkatan laut. Type 209 yang baru dibangun mungkin juga memiliki AIP.
Swedia memiliki tiga kelas kapal dengan AIP. Kelas Soryu Jepang yang besar juga akan memiliki AIP, seperti yang akan dilakukan pada Scorpen Prancis serta Agosta 90B yang dibangun Prancis untuk Pakistan dan Kalvari untuk India.
Kapal selam S-80 baru Spanyol juga memiliki AIP, sama seperti dua kapal kecil kelas Tridente Portugis. Kelas Lada Rusia juga direncanakan akan memiliki AIP, dan diharapkan kapal selam kelas diesel-listrik berikutnya yakni Kelas Amur juga memilikinya. Kapal selam Type 041 kelas Yuan kelima China pun juga memiliki AIP, dengan lima kapal lainnya akan mengikuti.

Implikasi pada Perang
Kapal selam konvensional dengan IP dapat melebihi kinerja SSN dalam beberapa kondisi. Mereka dapat memanfaatkan daya tahan yang baik dan sangat senyap untuk bersembunyi saat mendekati kapal musuh. Meski tentu saja hal ini memerlukan informasi intelijen yang baik tentang posisi armada musuh.
Mereka juga dapat melakukan pengawasan jarak dekat dan menengah terhadap pasukan angkatan laut musuh. Kapal selam yang kecil dan bermanuver juga sangat bermanfaat di perairan dangkal yang sangat diak cocok untuk dicapai kapal selam nuklir yang besar.