Selain membangun pesawat baru, termasuk jet tempur generasi kelima J-20 dan J-31, China juga tidak berhenti mengembangkan jet tempur lama mereka. Salah satunya J-10
Varian baru dari jet tempur multirole Chengdu J-10 beberapa waktu lalu terlihat di China. Pesawat yang disebut sebagai j-10C ini diyakini memiliki sejumlah kelebihan dibanding varian sebelumnya.
Selama uji coba penerbangan terlihat J-10C memiliki kemampuan semi stealth atau setengah siluman dengan elektronik generasi ke-4 yang disempurnakan termasuk radar AESA yang lebih kuat. Pesawat menggunakan material komposit lebih banyak serta mesin yang lebih bertenaga.
J-10C dikembangkan berdasarkan versi J-10B yang produksinya telah dihentikan. Menurut media China pada bulan Mei 2018 lalu, J-10C telah berhasil menguji mesin buatan FWS-10B yang dibangun China dengan dorong yang lebih kuat daripada FWS-10 dan sistem FADEC tambahan.
Kemampuan baru ini akan menjadikan J-10C China mampu untuk bersaing dengan Rafale dan Eurofighter Typhoon yang membawa radar baru Captor.
J-10 “Vigorous Dragon” menjadi pesawat tempur multi peran modern pertama buatan China. Pesawat mesin tunggal ini diperkenalkan pada tahun 2005.
J-10 dibangun Chengdu Aircraft Design Group. Tetapi secara tidak resmi, sebenarnya juga memiliki akar dalam program pesawat tempur Amerika. J-10 memiliki kemiripan yang mencolok dengan pesawat tempur Lavi yang dibangun Israel dengan dasar F-16.
Lavi akhirnya dibatalkan karena biaya dan kekhawatiran politik. Pada tahun 1987, Office of Naval Intelligence menyatakan bahwa China telah menerima Lavi sehingga dengan demikian teknologi Amerika telah bocor ke China.
Pesawat tempur ini memiliki desain sayap delta dan awalnya didukung oleh mesin Saturnus-Lyulka AL-31 afterburning turbofan buatan Rusia. J-10 memiliki 11 cantelan senjata dan tangki bahan bakar eksternal.