Saat musim dingin mulai mencair di Afghanistan, pasukan Afghanistan dan koalisi pimpinan Amerika bertekad melakukan serangan terhadap Taliban. Pasukan Afghanistan telah lama bergantung pada dukungan udara koalisi, namun komandan NATO menjanjikan “gelombang pasang kekuatan udara Afghanistan.”
Sayangnya, upaya Amerika untuk memodernisasi Angkatan Udara Afghanistan, khususnya dengan mengenalkan helikopter Blackhawk, justru berisiko menurunkan kemampuan pasukan Afghanistan.
Belum lama ini Amerika Serikat mengirimkan empat helikopter UH-60 Blackhawk yang telah diperbaharui ke Pangkalan Udara Kandahar, sebagai bagian dari komitmen untuk mengganti helikopter buatan Rusia yang digunakan Afghanistan secara bertahap.
Meskipun Blackhawk secara teknis lebih unggul dari armada Afghanistan yang ada sekarang, mereka tidak sesuai untuk konteks ini dan akan merusak pembangunan keamanan Afghanistan. Keputusan mengganti helikopter sebagai bagian untuk memberi sanksi Rusia justru bisa memberi hadiah hadiah yang jauh lebih besar kepada Moskow yakni membuktikan pasukan Afghanistan tidak bisa berfungsi tanpa senjata mereka.
Dalam sebuah artikel baru-baru ini untuk Small Wars Journal, Abdul Rahman Rahmani dan John “Jack” McCain Blackhawk tidak diragukan lagi merupakan pesawat yang canggih dan jelas merupakan pilihan terbaik bagi militer canggih seperti Amerika. Dalam hal kecepatan, manuver, dan daya bunuh juga lebih unggul dibandingkan helikopter buatan Rusia yang digunakan Afghanistan.
Namun, terlepas dari keunggulan teknisnya, Blackhawk bukanlah pilihan terbaik bagi pasukan Afghanistan. Helikopter Mi-17 “Hip,” buatan Rusia jauh lebih sesuai dengan kondisi medan dan kemampuan personel Afghanistan.
Alexandra Gutowski menulis di Real Clear Defense Senin 29 Januari 2018, sistem Soviet yang lebih tua dan kurang canggih lebih disukai dalam konteks tertentu, terutama jika banyak militer yang direkurt buta huruf, sebuah rintangan yang kerap terjadi dalam rekrutmen pasukan Afghanistan.
Sistem Rusia juga merupakan platform yang baik untuk medan pegunungan Afghanistan karena mereka dapat membawa beban berat di tempat yang tinggi. Akhirnya, memperkenalkan kemampuan secara dramatis akan meningkatkan beban operasional pasukan Afghanistan.
SIGAR, badan pengawas yang diamanatkan kongres Amerika di Afghanistan, memperingatkan dalam tinjauannya mengenai pengembangan pasukan keamanan Afghanistan, yang diluncurkan pada bulan September.
“Menyediakan sistem senjata dan manajemen Barat yang canggih kepada kekuatan yang sangat buta huruf dan tidak berpendidikan tanpa pelatihan dan infrastruktur institusional yang sesuai menciptakan ketergantungan jangka panjang. Diperlukan peningkatan dukungan fiskal Amerika dan pemeliharaan jangka panjang.”
Melengkapi pasukan Afghanistan dengan helikpter Blackhawks akan mengabaikan setiap aspek dari peringatan tersebut.
Kebutuhan untuk melatih pada sistem baru akan menunda Angkatan Udara Afghanistan untuk siap tempur. Pilot Afghanistan dan awak darat harus fokus pada pengembangan kompetensi inti, tidak mempelajari sistem baru.
Saat ini, pasukan Afghanistan masih kekurangan kemampuan pendukung udara, operasi udara terintegrasi dengan dan mendukung operasi darat. Secara praktis, ini berarti tentara yang terluka telah menunggu 19 hari untuk evakuasi medis, yang menyebabkan tergelincirnya moral dan meningkatnya gesekan.
NEXT: MAUNYA MENGHUKUM, MALAH MEMBERI HADIAH RUSIA
Amerika Serikat melatih Tentara Nasional Afghanistan (ANA) dengan melihat dirinya sendiri, mendorong ketergantungan pada enabler tempur – dukungan udara jarak dekat, evakuasi medis, intelijen, dan pengintaian – yang bagi ANA adalah hal yang sangat berat dikuasai.
Pada Februari 2016, Jenderal Angkatan Darat John F. Campbell, yang kemudian memimpin misi Amerika dan NATO di Afghanistan, bersaksi di Kongres: “Salah satu tantangan taktis terbesar bagi pasukan keamanan Afghanistan adalah mengatasi kemampuan angkatan udara udara yang sangat terbatas.”
Tugas untuk mengembangkan kemampuan pasukan keamanan Afghanistan cukup menantang dan menambahkan sistem baru hanya akan mempersulit upaya ini.
Keputusan Amerika untuk menggantikan sistem Rusia bersifat politis, tidak operasional. Kongres menghentikan pembelian Mi-17 pada tahun 2013 sebagai tanggapan atas keterlibatan Rusia di Suriah dan juga Ukraina. Presiden Obama selanjutnya membatasi penjualan senjata Rusia sebagai reaksi atas agresi Rusia di Ukraina.
Meski Amerika Serikat bisa membatasi pengaruh Rusia, melakukannya dengan melalui pengadaan pesawat di Afghanistan adalah sebuah kesalahan. Dalam upaya untuk menghukum Rusia melalui perubahan pengadaan Amerika mempertaruhkan keamanan Afghanistan, sebuah hadiah yang jauh lebih besar dari perspektif Rusia.
Bahkan jika Amerika Serikat memutuskan tidak dapat membeli sistem era Soviet dari perusahaan Rusia, mereka tersedia di negara-negara ketiga.
Pasukan Afghanistan akan lebih baik menggunakan sistem Rusia. Pasukan Afghanistan tahu bagaimana cara mengoperasikan dan memperbaikinya, dan mereka menyelesaikan pekerjaan. Mantan Menteri Pertahanan Chuck Hagel mengatakan:
“Mereka telah menggunakannya selama bertahun-tahun. Pemeliharaan mudah, tidak canggih. Kita bisa mendapatkannya dengan cukup cepat. Itulah yang mereka inginkan. ”