Setelah meluncurkan operasi Olive Branch di Afrin, Suriah, pihak berwenang Turki mengatakan bahwa operasi kemungkinan akan diperluas ke kota Manbij, di mana Amerika memiliki sekitar 2.000 personel militernya.
Meski demikian Amerika menyatakan tidak akan menarik pasukannya dari wilayah tersebut. Hal ini menjadikan potensi bentrok antara dua sekutu itu semakin besar.
“Menarik pasukan Amerika dari Manbij adalah bukan sesuatu yang kita inginkan,” kata Komandan Komando Pusat Utama Amerika Joseph Votel Senin 29 Januari 2018.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa Ankara tidak akan membatasi tindakan pencegahannya terhadap YPG ke distrik Afrin di Suriah dan dapat pindah ke Manbij, juga di provinsi Aleppo.
Mevlut menambahkan bertentangan dengan janji-janji Amerika, kota-kota di Manbij dan Raqqa tidak diatur oleh dewan lokal setelah dibebaskan dari kelompok ISIS, namun berada di bawah kendali Partai Union Demokratik (PYD) yang dianggap oleh Turki berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), musuh utama Turki.
Setelah pernyataan Cavusoglu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Pasukan Turki akan benar-benar membersihkan wilayah teroris, dimulai dengan kota Manbij di Suriah dan di seluruh perbatasan Turki-Suriah.
Sebelum pidato Erdogan, Angkatan Bersenjata Turki melancarkan operasi Olive Branch atau Cabang Zaitun, melawan pasukan Kurdi di distrik Afrin, Suriah. Pemerintah Turki mengatakan bahwa mereka telah menginformasikan ke Damaskus dan Moskow sebagai penjamin keamanannya dalam proses perdamaian Suriah, mengenai operasinya, dan telah mempertimbangkan posisi Teheran, negara penjamin ketiga.