File-file yang dibuka ke publik baru-baru ini mengungkapkan bahwa Inggris menyediakan dukungan finansial, material dan praktis kepada kelompok Islam Afghanistan sebelum dan selama kampanye Soviet. Ini mungkin merupakan operasi terisolasi terbesar di negara itu sejak tahun 1945.
Pada tanggal 27 Desember 1979, Uni Soviet memulai sebuah kampanye di Afghanistan atas permintaan pemerintah komunis negara tersebut, untuk mengatasi pemberontakan oposisi Islam. Konflik tersebut dengan cepat menjadi upaya internasional, dengan ribuan orang berbondong-bondong dari Timur Tengah dan Afrika Utara membantu Muslim Afghanistan melawan Angkatan Darat Soviet.
Dukungan Amerika untuk pejuang ini, di bawah naungan Operasi Siklon, didokumentasikan dengan baik. Sementara Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher dan pejabat lainnya kala itu tidak tidak mengakui tetapi juga tidak menolak keterlibatan dalam konflik tersebut.
Namun, file-file yang baru dibuka mengungkapkan bahwa Inggris memainkan peran penting dalam pembiayaan, mempersenjatai dan melatih pejuang Mujahidin sebelum dan selama operasi Soviet, sejauh ini untuk membantu melaksanakan misi sabotase di Uni Soviet sendiri.
Ide Bagus
Pada tanggal 3 Juli 1979, Presiden Amerika Jimmy Carter menandatangani sebuah perintah rahasia untuk memberikan bantuan rahasia kepada pejuang oposisi di Afghanistan. Zbigniew Brzezinski, Penasihat Keamanan Nasional Carter, kemudian menjelaskan, bantuan tersebut dikirim karena Washington tahu pasti bahwa pemerintah Afghanistan akan meminta bantuan militer Soviet.
“Operasi rahasia itu adalah ide yang sangat bagus, menarik orang-orang Rusia ke dalam perangkap Afghanistan. Pada saat Soviet melintasi perbatasan, saya menulis surat kepada Presiden Carter: kita sekarang memiliki kesempatan untuk memberi Uni Soviet, Perang Vietnam hampir 10 tahun, sebuah konflik yang menyebabkan demoralisasi dan akhirnya pecahnya Soviet, ” Brzezinski mengatakan kepada Counterpunch pada tahun 1998.
Namun, file tersebut mengindikasikan Amerika tidak sendiri. Inggris juga secara diam-diam mendukung pemberontak Afghanistan sebelum invasi Soviet.
Pada tanggal 17 Desember 1979, 10 hari sebelum Tentara Soviet masuk ke negara tersebut, Wakil Presiden amerika Walter Mondale mengadakan sebuah pertemuan di Gedung Putih dan sepakat untuk berdiskusi dengan Inggris tentang kemungkinan untuk membarikan pembiayaan, mempersenjatai dan perlatan komunikasi kepada kekuatan pemberontak untuk membuatnya Soviet harus mengeluarkan biaya mahal untuk melanjutkan usaha mereka.
Inggris kemudian setuju untuk melatih perlawanan jihad di Afghanistan, dan mengirim spesialis militer untuk mendukung usaha tersebut.
Meski operasi tersebut dilakukan sepenuhnya secara rahasia, Thatcher secara tidak langsung mengakui kebijakan tersebut dalam pidatonya dalam debat parlemen.
“Jika [Soviet] terus di Afghanistan, Uni Soviet akan memperluas perbatasannya dengan Iran, memperoleh perbatasan lebih dari 1.000 mil dengan Pakistan, dan maju ke jarak 300 mil dari Selat Hormuz, yang mengendalikan Persia Teluk.”