Angkatan Udara Israel berencana membeli tiga jet tempur sebanyak tiga skuadron lagi. Dalam beberapa bulan ke depan mereka akan memutuskan apakah akan memilih F-35 yang canggih tapi mahal, atau membeli F-15I yang meski kalah canggih tetapi memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki Lightening II.
Akuisisi ini memerlukan persetujuan dari Staf Umum dan komite menteri, namun rekomendasi angkatan udara pada umumnya akan sangat menentukan. Komandan Angkatan Udara Israel Mayjen Amikam Norkin kabarnya condong ke arah F-15 dan akan mengajukan rekomendasi pada bulan Mei mendatang.
Israel dan Amerika Serikat tahun lalu setuju terkait pembelian 50 pesawat tempur F-35 dengan pengiriman selesai pada 2024.
Sembilan jet telah dikirim sejauh ini, dan IAF baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kemampuan operasional awal.
Sebagaimana dilaporkan Haaretz, Senin 29 Januari 2018, penuaan cepat armada IAF saat ini membuat pembelian baru diperlukan. Angkatan udara masih menggunakan beberapa pesawat tempur yang dibeli pada akhir 1970-an meski sejumlah upgrade IAF membuat jet tempur tua mereka tetap handal.

Di sela-sela konferensi ekonomi dunia di Davos pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbicara dengan rekannya dari Kroasia, Andrej Plenkovic, tentang penjualan F-16 mereka ke Angkatan Udara Kroasia. Israel menutup skuadron terakhirnya dari F-16A / B tahun lalu. IAF juga sedang mencari pembeli untuk jet F-16C / D mereka, dan pada akhirnya juga harus mempensiun armada F-15 mereka.
Jet tempur F-35 direncanakan akan menjadi pesawat tempur utama Angkatan Udara Israel di masa depan.
Pejabat senior IAF, termasuk komandan sebelumnya, Mayjen Amir Eshel, telah memberikan pujian atas kemampuan jet tempur. Salah satu kemampuan paling penting adalah sifat siluman hingga sulit dideteksi radar.
Namun, dengan memanfaatkan kemampuan silumannya, F-35 harus terbang dengan bom di dalam perut pesawat, yang membatasi daya dukungnya. Jika bom diletakkan di bagian luar pesawat, kemampuan silumannya terganggu.
Untuk itulah F-15 kembali dipertimbangkan. Meski tidak memiliki karakter siluman jet tempur ini memiliki dua keunggulan dibanding F-35 yakni rentang penerbangan yang lebih jauh dan kemampuan untuk membawa bom yang lebih besar.
Faktor lain yang menguntungkannya adalah komposisi platform yang berbeda, yang berarti angkatan udara akan memiliki perpaduan antara pesawat daripada mengandalkan model tunggal.
F-15I juga lebih murah untuk dioperasikan daripada F-35. Namun pesawat tersebut saat ini sedang diupgrade oleh produsennya, Boeing, dan harga pembeliannya diperkirakan akan meningkat dalam kesepakatan masa depan. Dengan demikian bisa berakhir dengan biaya yang sama seperti yang dilakukan F-35.
Pendukung F-15 lebih suka menunda pembelian skuadron F-35 ketiga sampai menjelang akhir dekade berikutnya.
Keputusan tersebut juga sangat penting bagi Boeing yang menjadi pesaing Lockheed Martin. Kesepakatan yang diperkirakan akan bernilai sekitar US$3 miliar tersebut akan memperpanjang garjis produksi jet tempur dua mesin tersebut.
Ini juga bisa meyakinkan negara lain untuk membeli pesawat, karena pembelian oleh IAF dianggap sebagai legitimasi atas kemampuan jet tempur itu.