Setelah sebuah kapal selam nuklir China berhasil dideteksi dan ditemukan oleh Angkatan Laut Jepang saat berendam di dekat pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Timur, para ahli militer menilai bahwa kapal selam China sepertinya sangat mudah untuk dideteksi.
Kapal selam Kelas Shang milik Angkatan Laut China an muncul di perairan internasional dengan bendera China di tiangnya pada 12 Januari setelah diikuti oleh Angkatan Laut Bela Diri Jepang selama dua hari.
Beberapa ahli militer percaya bahwa kapal sepanjang 110 meter tersebut dipaksa naik ke permukaan, namun ada juga yang mengatakan bahwa tidak ada cukup informasi untuk mendukung teori tersebut.
Kementerian pertahanan China belum menanggapi pertanyaan dari South China Morning Post mengenai insiden tersebut.
Yang bisa diketahui adalah bahwa kapal selam tersebut memasuki zona bersebelahan kurang dari 24 mil laut dari Kepulauan Diaoyu yang di Jepang dikenal sebagai Pulau Senkaku. Sebuah wilayah yang jadi sumber konflik antara kedua negara.
Hubungan antara China dan Jepang telah lama tegang karena masalah sejarah dan perselisihan teritorial mengenai kepulauan kecil dan tak berpenghuni – yang terletak di antara Taiwan dan pulau Okinawa di Jepang selatan – yang dikuasai oleh Jepang namun juga diklaim oleh China.
Ini adalah pertama kalinya kapal selam China datang begitu dekat dengan pulau-pulau tersebut, yang menyebabkan spekulasi bahwa ini adalah langkah nyata China untuk menunjukkan klaim kedaulatannya.
Kementerian pertahanan Jepang mengatakan bahwa kapal-kapal dan pesawat anti-kapal selam mereka telah melacak kapal selam China sejak 10 Januari.
Kapal selam nuklir China telah beroperasi sejak 2006, melakukan misi di Samudera Hindia dan Pasifik Barat. Menurut sebuah laporan kepada Kongres AS pada tahun 2017 dua kapal selam, type 093, dibangun pada tahun 2000an, dan setidaknya dua lagi – type upgrade 093A yang ditugaskan pada tahun 2016.
Jepang tidak mengatakan apakah kapal selam yang ditemukan di dekat perairannya adalah salah satu kapal sebelumnya atau upgrade, namun para ahli mengatakan bahwa pesawat itu adalah type yang lebih baru.
Kapal selam itu diyakini memiliki sistem peluncuran vertikal untuk rudal jelajah anti kapal YJ-18, dan diperkirakan setara dengan kapal selam kelas menengah Amerika Serikat – atau setidaknya jauh lebih senyap dari pendahulunya yang sangat bising, Type 091 kelas Han.
“Ini sangat memalukan bagi angkatan laut,” kata seorang sumber militer yang bermarkas di Beijing, yang meminta namanya dirahasiakan. Dia menambahkan bahwa kapal tersebut terdeteksi karena “terlalu berisik”.
Insiden tersebut juga menunjukkan kemampuan anti-kapal selam yang kuat dari Jepang, yang memiliki dukungan teknologi dari militer Amerika, menurut komentator militer Zhou Chenming di Beijing.
“Tidak terlalu buruk sehingga mereka telah terpapar, hal itu bisa mendorong orang-orang China untuk bekerja lebih keras untuk membuat kapal selam lebih tenang,” kata Zhou sebagaimana dilaporkan South China Morning Post Minggu 28 Januari 2018.
Kapal selam nuklir China yang mengangkat bendera di perairan internasional mungkin telah menguji kemampuan patroli Jepang