Sebuah jet tempur EA-18G Growler milik Angkatan Udara Australia mengalami kecelakaan saat hendak lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Nellis pada Sabtu 27 Januari 2018 sekitar pukul 10.45 waktu setempat.
Jet tempur itu kemudian meluncur keluar dari landasan dan terbakar. Untungnya pilot dan perwira perang elektronik selamat dengan keluar secara manual dari kokpit. Dengan kata lain, tidak ada yang ejeksi dalam kejadian tersebut. Awak keluar tanpa luka.
Australia menjadi satu-satunya negara di luar Amerika yang menggunakan jet tempur elektronik yang didasarkan pada F/A-18 F Super Hornet tersebut. Glower Australia dikerahkan ke Nellis untuk latihan Red Flag 18-1, yang telah berlangsung resmi sejak Jumat.
Sebagaimana ditulis The Drive, Australia mengirim empat Growler dari Skuadron 6, sebuah pesawat kontrol udara E-7A Wedgetail, dan AP-3C Orion, bersama dengan 340 personel Angkatan Udara Australia untuk ambil bagian dalam latihan ini. Angkatan Laut Amerika juga memiliki EA-18G yang disebarkan ke Nellis AFB untuk latihan juga.
Gambar-gambar jet yang mengalami kecelakaan beredar di media sosial, yang menunjukkan pesawat itu sebagian besar utuh, namun terlihat ada kerusakan di sayapnya termasuk pod peperangan elektronik ALQ-99 yang ada di bawah sayapnya.

Australia bermaksud membeli 12 EA-18G Growler sebagai upaya Angkatan Udara Australia untuk memiliki kekuatan perang elektronik yang unggul.
Dalam kasus ini, sulit untuk mengetahui apakah jet tersebut akan terbang lagi, namun setidaknya sebagian dari itu dapat memasuki kembali ekosistem logistik F / A-18F dan EA-18G milik RAAF. Untungnya, RAAF memesan lot kedua dari F / A-18F Super Hornet yang memungkinkan pesawat dikonversi ke konfigurasi Growler di kemudian hari. Jadi RAAF akan memiliki pilihan.