Torpedo Doomsday Rusia adalah Senjata Serangan Ketiga
Status 6 / BBC

Torpedo Doomsday Rusia adalah Senjata Serangan Ketiga

Pentagon baru-baru ini mengakui Rusia telah mengembangkan doomsday torpedo atu torpedo kiamat yang dilengkapi dengan nuklir. Torpedo ini kemungkinan menjadi senjata serangan ketiga yang dirancang untuk menghasilan dampak radioaktif maksimum. Dengan kata lain ini adalah senjata untuk membuat kehancuran total.

Sistem yang dir Rusia dikenal sebagai multi-purpose Status-6 kini telah secar resmi disebut NATO sebagai Kanyon. Ini adalah satu dari dua kemampuan senjata nuklir antar benua baru yang dikembangkan  Moskow dengan yang kedua adalah kendaraan meluncur hipersonik yang sangat manuver.

Informasi ini awalnya muncul dari kebocoran yang diungkap oleh media Rusia. Tetapi kemudian banyak pihak mengatakan Rusia memang sengaja membocorkan untuk memberi tahu lawan-lawannya tentang keberadaan senjata tersebut.

Menurut para analis pertahanan di Washington, Rusia tampaknya telah mengembangkan torpedo sebagai kartu truf utama dari pencegat rudal Amerika. Bahkan jika Amerika berhasil menembak jatuh sebagian besar rudal balistik dan jelajah yang ditembakkan oleh Rusia dalam sebuah konfrontasi nuklir, torpedo tersebut kemungkinan besar akan mencapai target yang diinginkannya yakni pantai barat Amerika.

Diagram bocor dari tahun 2015 menunjukkan bahwa Status-6 dapat dipersenjatai dengan perangkat nuklir berkapasitas 100 megaton, yang berpotensi diselimuti kobalt untuk meningkatkan radioaktif.

Berbicara di The Heritage Foundation 18 Januari 2018, Jenderal Kevin Chilton, seorang mantan pilot tempur Angkatan Udara dan astronot NASA yang memimpin Komando Strategis Amerika pada 2007-2011, memperingatkan tentang dampak buruk dari perangkat semacam itu.

Dia mengatakan tidak seperti Amerika, Rusia belum berhenti merancang senjata nuklir baru untuk “pencegahan, pemaksaan dan untuk mendukung kebijakan deklarasi nuklirnya.”

“Ini dipersenjatai dengan hulu ledak multi-megaton yang dirancang untuk menciptakan dampak yang maksimal untuk mempengaruhi Seattle, San Francisco, Los Angeles, dan San Diego dan menciptakan awan nuklir yang akan menyebar ke seluruh Amerika dengan dibawa angin barat, menghancurkan kemampuan dari keranjang roti kami untuk menghasilkan makanan. ”

Chilton mengatakan bahwa Rusia juga telah membahas untuk mempersenjatai kapal-kapal pemecah es di Arktik dengan rudal jelajah yang mampu mencapai daratan Amerika.

“Rusia tidak hanya membangun senjata nuklir strategis baru untuk ICBM dan SLBM mereka, namun juga membangun senjata nuklir taktis  untuk menggunakan rudal permukaan ke udara, rudal permukaan ke-permukaan, muatan nuklir, torpedo nuklir dan rudal jelajah untuk kapal laut dan kapal selam,” katanya sebagaimana dikutip Aviation Week Rabu 24 Januari 2018.

Michael Kofman, Direktur Program Studi Rusia di Center for Naval Analyses yang berbasis di Arlington, mengatakan bahwa torpedo nuklir adalah jawaban Rusia terhadap sistem pertahanan rudal Amerika, seperti Ground-Based Interceptor yang dibangun Boeing.

Kofman mencatat  Status-6 adalah “cucu” program era Perang Dingin Soviet: torpedo T-15 yang dihentikan sekitar tahun 1954.

“Ini adalah senjata serangan ketiga,” katanya. “Tidak gila sama sekali. Jika kita [Amerika] bekerja pada pertahanan rudal, mengapa mereka tidak bisa bekerja pada sistem antarbenua yang tidak dapat dikalahkan oleh pertahanan rudal?. ”

Pengakuan publik akan kemampuan baru Rusia hadir pada saat Amerika membangun program modernisasi nuklir selama 30 tahun. Seiring dengan pembangunan pembom, rudal, dan kapal selam baru, pemerintah Trump juga menginginkan senjata nuklir taktis baru, termasuk rudal jelajah yang diluncurkan dari laut dan opsi hulu ledak berkapasitas rendah untuk SLBM Trident D5.

Pentagon juga mulai meneliti rudal jelajah non-nuklir yang diluncurkan darat sebagai tanggapan atas penempatan rudal jarak menengah 9M729  Rusia, yang ditunjuk oleh SSC-8 oleh NATO.

Michaela Dodge, seorang analis kebijakan senior di The Heritage Foundation, mengatakan bahwa Nuclear Posture Review (NPR) pemerintahan Trump dengan jelas mengidentifikasi Rusia sebagai ancaman serius dan mengakui jenis senjata baru yang sedang dibangunnya.

Sampai saat ini, Amerika telah menolak merancang senjata nuklir baru, namun Dodge mencatat bahwa versi draft dari NPR yang akan segera diterbitkan secara eksplisit berbicara mengenai opsi senjata baru, termasuk produksi hingga 80 cor plutonium baru.