Angkatan Udara Amerika Serikat telah mengoperasikan versi upgrade terbaru dari bom non-nuklir terbesar milik mereka yakni GBU-57. Ini adalah sebuah bunker-buster seberat 30.000 pound yang hanya dapat dibawa oleh pembom stealth B-2. Bom ini akan sangat diperlukan untuk melawan musuh-musuh yang banyak menggunakan bunker seperti Korea Utara.
“Upgrade keempat bom GBU-57 yang dibangun Boeing Co telah selesai dan persediaan yang ada diperbaiki, “ kata Kapten Emily Grabowski, juru bicara Angkatan Udara, dalam sebuah email kepada Bloomberg Kamis 25 Januari 2018.
Modifikasi terbaru ini akan menjadikan GBU-57 semakin efektif untuk menghancurkan target yang disembunyikan di ruang bawah tanah yang diperkuat dengan beton. “Modifikasi telah meningkatkan kinerja melawan target yang keras dan terkubur,” katanya.
Bom yang dikenal sebagai bunker-busters telah berada di gudang senjata Angkatan Udara selama bertahun-tahun. GBU-57 dapat digunakan jika Amerika memutuskan untuk menyerang fasilitas nuklir atau rudal bawah tanah di Korea Utara di tengah ketegangan antara kedua negara yang terus berlanjut.
Tiga pembom B-2 Amerika telah dikerahkan ke Guam bulan ini namun Grabowski menolak mengatakan apakah GBU-57 juga telah dikirim ke wilayah Pasifik.
Letnan Kolonel Michelle Baldanza, Juru Bicara Kantor Uji Tempur Pentagon mengatakan pada bulan Mei 2017, Angkatan Udara menjatuhkan tiga bom ini dari B-2 di White Sands Missile Range New Mexico untuk menguji keefektifan senjata tersebut.
GBU-57, yang juga dikenal sebagai Massive Ordnance Penetrator (MOP), lebih besar dari bom GBU-43/B Massive Ordnance Air Blast Bomb (MOAB) seberat 21.600 pound. Bom yang juga dikenal dengan sebutan “mother of all bombs” menarik perhatian dunia pada bulan April 2017, ketika untuk pertama kalinya Amerika menggunakannya dalam perang. Bom dijatuhkan di Afghanistan untuk menyreang target ISIS.
Bom itu hanya bisa dijatuhkan dengan mendorongnya keluar dari pesawat baling-baling MC-130 dan terutama ditujukan untuk target permukaan lunak dan menengah yang mencakup area yang luas, target yang terdapat di lingkungan seperti gua atau ngarai, membersihkan lahan ranjau yang luas, dan untuk efek psikologis.
Sedikit informasi telah dipublikasikan tentang kemampuan GBU-57. Sebuah laporan Desember 2007 oleh Air Force News Service mengatakan bahwa bom ni memiliki casing baja yang kuat dan dapat mencapai target sedalam 61 meter di bawah tanah sebelum meledak.
Bom sepanjang 20,5 kaki itu membawa lebih dari 5.300 pon bahan peledak dan dipandu oleh Global Positioning System.
Baca juga: