Eurofighter Typhoon? Indonesia Pertimbangkan Beli Jet Tempur Eropa

Eurofighter Typhoon? Indonesia Pertimbangkan Beli Jet Tempur Eropa

Indonesia dilaporkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli jet tempur buatan Eropa. Mengutip sumber industri pertahanan Indonesia, Aviation Week mengatakan, Jakarta sedang mempertimbangkan sejumlah jet tempur seperti Eurofighter Typhoon Saab Gripen dan Dassault Rafale.

Hanya saja, jet-jet tempur barat tersebut tetap harus menghadapi pesaing kuat yakni F-16V yang ditawarkan Lockheed Martin.

Jumlah jet tempur yang sedang dipertimbangkan untuk dibeli tidak diketahui tapi paling sedikit 16 atau kelipatannya sesuai ukuran biasa dari skuadron tempur Indonesia.

Seorang sumber industri mengatakan pembicaraan ini dimulai tahun lalu dan menyebut Typhoon sebagai salah satu kandidat yang cukup kuat.

Namun dua sumber industri yang disebut Aviation Week dalam laporannya Rabu 23 Januari 2018 sangat dekat dengan militer Indonesia terseubt mengatakan Angkatan Udara lebih menyukai F-16 karena sudah mengoperasikan jenis itu.

Lockheed Martin telah mengusulkan versi F-16V dengan mesin Pratt & Whitney F100-PW-229, sumber kedua mengatakan. Karena 32 pesawat F-16 milik Angkatan Udara Indonesia menggunakan mesin serupa dalam seri F100-PW-200, maka akan mengurangi biaya pelatihan dan logistik.

Ditambahkan Lockheed Martin dalam presentasi kepada Angkatan Udara Indonesia dan pejabat pemerintah mengatakan pesawat saat ini 23 F-16C / D yang  diperbaharui dan sembilan F-16A / B dapat ditingkatkan ke standar V dengan memasang radar dan avionik baru.

Rudal, bom, dan pod penargetan yang dibeli untuk armada F-16 saat ini juga kompatibel dengan varian yang lebih baru yang lagi-lagi mengurangi biaya pengadaan.

Angkatan udara seharusnya memiliki 180 jet tempur pada tahun 2024 di bawah sebuah rencana yang diperkenalkan pada tahun 2007 yang disebut Minimum Essential Force, namun sedikit kemajuan telah dicapai untuk target tersebut. Sekarang baru punya 48 pesawat dan berencana memesan 11 lagi-Sukhoi Su-35.

Namun jet tempur Barat tidak mungkin mempengaruhi pemesanan Su-35. Menurut  Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Udara Yuyu Sustina kontrak pembelian Su-35 diharapkan selesai Januari ini.