Amerika Serikat dan Rusia telah mendesak Turki untuk menahan diri dalam kampanye militernya untuk menghancurkan kontrol YPG Kurdi atas distrik Afrin di perbatasan selatannya. Sementara Suriah telah mengutuk serangan tersebut.
Namun Turki tidak mau mundur dan akan terus menggeber Operasi Olive Branch. Ankara berjanji akan menghindari bentrokan dengan pasukan Amerika, Rusia dan Suriah dalam kampanye tersebut.
“Tujuan kami bukan untuk berbenturan dengan orang-orang Rusia, rezim Suriah atau Amerika Serikat, ini adalah untuk melawan organisasi teroris,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu sebagaimana dikutip kata presenter berita Haberturk.
“Saya harus mengambil langkah apapun yang harus saya lakukan. Jika tidak, masa depan kita sebagai sebuah negara dalam bahaya. Kami tidak takut pada siapapun dalam hal ini, kami bertekad tidak akan hidup dengan rasa takut dan ancaman,” kata Cavusoglu .
Presiden Turki Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa YPG merupakan perpanjangan dari kelompok Kurdi yang melakukan pemberontakan selama beberapa dekade di perbatasan Turki. Dia juga telah berjanji untuk mengusir pejuang Kurdi dari kota Manbij.
Manbij, di sebelah timur wilayah Afrin, adalah bagian dari daerah yang jauh lebih luas di Suriah utara yang dikendalikan oleh sebagian besar pasukan Kurdi. Setiap serangan di sana akan meningkatkan prospek konflik yang berkepanjangan antara Turki yang bersekutu dengan pasukan pembebasan Suriah melawan pejuang Kurdi yang didukung Amerika.
“Teroris di Manbij terus menembakkan tembakan provokasi.Jika Amerika Serikat tidak menghentikan ini, kami akan menghentikannya,” kata Cavusoglu Selasa 23 Januari 2018.
Perwira militer Amerika mengatakan Washington akan mencegah Turki untuk menyerang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi oleh YPG dari Manbij.
Amerika Serikat berharap untuk menggunakan kontrol YPG di Suriah utara untuk memberikannya kekuatan diplomatik yang dibutuhkan untuk menghidupkan kembali perundingan yang dipimpin PBB di Jenewa dalam sebuah kesepakatan yang akan mengakhiri perang sipil Suriah.
Ankara telah marah dengan dukungan Amerika pada YPG, yang dilihatnya sebagai ancaman keamanan dalam negeri. Masalah ini akan menjadi isu yang mempengaruhi hubungan antara Amerika Serikat Turki ke titik rendah.
“Masa depan hubungan kita bergantung pada langkah yang akan diambil Amerika Serikat selanjutnya,” kata Cavusoglu.
Dia mengatakan Turki, yang melakukan operasi militer tujuh bulan di Suriah utara dua tahun lalu untuk mendorong mundur ISIS dan YPG, akan terus bergerak ke tempat yang dianggapnya perlu.
“Apakah itu Manbij, Afrin, sebelah timur sungai Efrat atau bahkan ancaman dari Irak utara, tidak masalah,” kata Cavusoglu. “Jika ada teroris di sisi lain perbatasan kita, ini adalah ancaman bagi kita.”