Sebelumnya dilaporkan sejumlah negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara tertarik untuk memeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Suriah. Ketua Komite Pertahanan dan Keamanan majelis tinggi Rusia Viktor Bondarev menyebut sejumlah negara yang berpotensi mengikuti jejak Turki tersebut.
“Pembeli potensial termasuk Suriah, Irak, Sudan, Mesir. Setiap orang yang mengalami ancaman terhadap keamanan kelompok teroris dan negara anggota NATO, ” kata anggota parlemen senior tersebut sebagaimana dikutip Sputnik Selasa 23 Januari 2018.
Dia kemudian mencatat bahwa Turki, seorang anggota NATO lebih mempertaruhkan hubungannya dengan NATO dn memilih memprioritaskan pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia.
Bondarev menyatakan keyakinannya bahwa banyak negara di Timur Tengah dan Afrika Utara akan berusaha untuk membeli “sistem pertahanan udara ultra modern ini.” Dia juga mencatat bahwa permintaan akan sistem pertahanan akan tumbuh di negara-negara di seluruh dunia. Sayangnya tidak ada nama negara di Asia Tenggara yang disebutkan berpotensi membeli senjata canggih tersebut.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan beberapa negara Timur Tengah dan Asia Tenggara telah menunjukkan minat untuk membeli sistem rudal S-400 Rusia dan perundingan sedang berlangsung sekarang ini.
“Sejumlah negara, khususnya kawasan Asia Timur Tengah dan Asia Tenggara, telah menunjukkan minat untuk membeli S-400,” kata Shoigu Selasa 23 Januari 2018 sebagaimana dikutip TASS. “Perundingan sedang dilalukan sekarang.”
S-400 Triumf yang NATO menyebutnya dengan SA-21 Growler adalah sistem rudal antipesawat jarak jauh terbaru yang mulai beroperasi pada tahun 2007.
Senjata ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, rudal jelajah dan balistik termasuk rudal jarak menengah, dan target permukaan. S-400 dapat menyerang target pada jarak 400 kilometer dan pada ketinggian hingga 30 kilometer.
Pada 12 September, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Ankara telah menandatangani kesepakatan dengan Moskow mengenai pembelian sistem S-400.
Moskow dan Ankara telah mencapai kesepakatan mengenai pengiriman sistem S-400 ke Turki dan menandatangani kontrak pada bulan September 2017 lalu.