
Orang-orang Chad merebut Faya Largeau tanpa pertempuran pada tanggal 27 Maret, dan Ounianga Kebir tiga hari kemudian. Jatuhnya Ouadi-Doum dan Faya Largeau tidak hanya menimbulkan kejutan lain bagi Tripoli, tapi juga protes keras Moskow, yang menuntut agar orang-orang Libya menghancurkan sebanyak mungkin peralatan mereka yang ditinggalkan.
Angkatan udara Libya mengebom pangkalan udara Ouadi-Doum beberapa kali dalam sehari selama beberapa minggu berikutnya. Namun peralatan militer modern buatan Soviet yang direbut tetap bisa utuh di Fada, Ouadi-Doum dan Faya Largeau yang membuat banyak negara heran dengan kondisi ini.
Begitu serangan udara Libya berhenti, Amerika melancarkan operasi dengan tujuan untuk mengekstraksi L-39 yang ditangkap. Tugas ini dilakukan oleh teknisi yang ditugaskan ke Ouadi-Doum dengan diangkut C-130 Angkatan Udara Amerika pada 6 Mei 1987. Mereka membongkar tujuh jet dan memasukkannya ke pesawat C-130 untuk dikirim ke N’Djamena, satu per satu, setiap hari selama beberapa minggu.
Penghapusan radar dan rudal yang ditangkap terbukti jauh lebih rumit, dan sebuah kesepakatan dicapai pada bulan September di mana Amerika dan Prancis membagi SA-6 dan SA-13 sama rata. Karena Prancis telah menerima P-15 yang ditangkap di Fada, Amerika mendapatkan P-19 yang ditangkap di Ouadi-Doum.
Semua peralatan ini diterbangkan oleh transport USAF C-5. Rudal dan radar untuk Prancis dikirim langsung ke pusat tes angkatan udara Prancis di Mont de Marsan.
Operasi ekstraksi akhir melibatkan dua Mi-25 yang direbut. Yang ad di Ouadi-Doum diambil alih oleh orang Amerika, yang hanya membayar Chad US$ 2 juta dan juga mengirim sejumlah rudal Stinger.
Sementara Prancis mengambil Mi-25 yang ditembak jatuh selama Pertempuran Fada. Perundingan antara pemerintah Prancis, Amerika dan Chad membutuhkan waktu, dan operasi pemulihan untuk dua kapal perang dimulai pada tahun 1988.

Operasi Bizet terjadi antara tanggal 1 Januari dan 9 Januari 1988. Teknisi Prancis membongkar Mi-25 di lokasi dan membawanya ke N’Djamena, dari tempat ini kemudian diterbangkan ke Prancis dengan pesawat C-5 USAF. Resimen Parasut Infanteri Marinir ke-8 bertanggung jawab atas keamanan situs tersebut dan mengakhiri misinya pada 10 Januari.
Operasi Mount Hope III dimulai lima bulan kemudian dan sedikit lebih rumit, karena Mi-25 yang berharga masih diparkir di pangkalan udara Ouadi-Doum. Memang, ketegangan tetap tinggi karena intelijen Prancis telah memperingatkan adanya pergerakan pasukan yang signifikan di Libya selatan.
Sekitar tengah malam pada tanggal 11 Juni, dua helikopter CH-47 dari Pasukan Operasi Khusus Angkatan Darat Amerika terbang hampir 500 mil dari ibukota Chad ke Chad utara tanpa pemberhentian bahan bakar. Mereka tiba di Ouadi-Doum sekitar pukul 5.00 pagi.
Penerbangan pulang berbeda karena membawa helikopter Mi-25 dan dilakukan pada siang hari serta membutuhkan pengisian bahan bakar di Faya-Largeau dan Mousorro. Mereka menempuh perjalanan paling sulit dari seluruh misi menuju N’Djamena. Setibanya di ibukota Chad, para awak kapal terjebak dalam badai pasir yang berlangsung 20 menit.
Komando Pasukan Khusus ini menyelesaikan misinya dalam waktu 67 jam. Mi-25 dan dua Chinook CH-47 dimuat di C-5 dan tiba di Amerika Serikat dalam beberapa hari kemudian.