Selama apa yang disebut sebagai Perang Toyota tahun 1987, pasukan yang setia kepada presiden Chad Hissene Habre melawan tentara Libya dan meraih kemenangan.
Pada awal Januari 1987, pasukan Chad melakukan serangan dahsyat ke kota Fada, menewaskan 784 tentara Libya dan merebut enam pesawat serang ringan SF.260, satu helikopter tempur Mi-25, 13 tank T-55, 118 kendaraan lapis baja BMP-1 , satu radar P-15 / Flat Face dan menawan 81 tentara. Selain itu, pasukan Chad menembak jatuh Mi-25 pada 4 Januari dan sebuah MiG-23 pada 5 Januari.
Semua peralatan yang ditangkap ini menjadi keuntungan besar bagi intelijen Amerika Serikat. Saat pertempuran mereda, Pentagon pun pergi berbelanja di Chad.
Setelah jatuhnya Fada, pemimpin Libya Muammar Gaddafi memerintahkan mobilisasi semua cadangan dan menempatkan tambahan bala bantuan ke Chad.
Lebih dari 4.000 tentara terkonsentrasi di daerah Ouadi-Doum, di mana mereka membangun sebuah sistem pertahanan yang menyeluruh untuk melindungi pangkalan udara yang kadang-kadang menampung hingga 20 pesawat terbang dan helikopter Libya untuk sementara waktu.
Pada tanggal 19 dan 20 Maret 1987, pasukan Chad yang dipimpin oleh Hassan Djamous menyergap dua batalion mekanis Libya di dekat Bir Koran, sekitar 30 mil sebelah tenggara Ouadi-Doum, menewaskan 851 orang, menangkap 130 SF.260 selain menembak satu pesawat tersebut. Selain itu juga merebut sebuah Mi-8 helikopter. Pasukan Libya yang tersisa bergerak kembali ke utara, namun terus dikejar Djamous.
Orang-orang Libya melarikan diri ke Ouadi-Doum hingga mengungkapkan celah ladang ranjau dan pengejarnya pun bisa melintas dengan aman. Djamous memerintahkan pasukannya untuk menyerang. Mi-25 dan SF.260 yang berusaha terbang ditembak jatuh.
Ouadi-Doum benar-benar menjadi menjadi bencana militer Libya di Chad. 1.269 tentara Libya tewas dan 438 – termasuk komandan zona Kolonel Khalifa Haftar – ditangkap.
Daftar peralatan yang hancur atau tertangkap juga sangat panjang. Orang-orang Libya kehilangan 89 tank, termasuk 42 T-55 dan 12 T-62 yang direbut tentara Chad, bersama dengan 120 BMP-1 dan 400 kendaraan lainnya hancur atau direbut.
Libya juga kehilangan 11 pelatih jet L-39, 12 SF.260, dua pesawat transport An-26, empat Mi-25, lima Mi-8, dua peluncur rudal pertahanan SA-6, dua ZSU-23-4 pasokan bahan bakar, air dan amunisi yang sangat besar.