Setelah 55 tahun digunakan, Angkatan Laut Prancis dilaporkan akan segera mempensiun helikopter ringan Alouette III. Namun penggantinya paling cepat baru akan datang satu dekade lagi. Untuk menutup celah tersebut mereka akan menyewa Airbus Helicopters AS365 Dauphins sampai helikopter H160 yang dibangun konsorsium Eropa tersedia.
Surat kabar Prancis La Tribune melaporkan sat ini Angkatan Laut Prancis, atau l’Aéronavale, masih memiliki kurang dari 20 dari Alouette III yang sudah tua. Pesawat ini terbang pertama pada 1962.
Mereka semakin banyak melayani peran utilitas cadangan namun beberapa kali juga mereka masih ditugaskan ke unit Flottille 35F. Tahun itu helikopter tersebut bahkan ikut serta dalam latihan multi nasional yang besar, seperti latihan Rim of the Pacific (Rimpac) bersama Angkatan Laut Amerika.
Kepala Staf Angkatan Laut Prancis Laksamana Christophe Prazuck mengatakan kepada Komite Pertahanan Majelis Nasional negara tersebut pada bulan Oktober 2017 bahwa sekarang biaya helikopter mencapai sekitar 13.000 euro atau sekitar Rp212 juta per jam terbang. Biaya ini melesat dari 5.000 Euro atau sekitar Rp82 juta di tahun 2010 dan setidaknya dua kali untuk mengoperasikan helikopter serupa, namun jauh lebih modern dalam peran yang sama.
Penerbangan Angkatan Laut Prancis pertama kali menerbangkan prototip helikopter ini pada tahun 1959. Produksi terkhirnya pada tahun 1985, setelah itu perusahaan tersebut akhirnya menjadi bagian dari apa yang sekarang dikenal sebagai Airbus Group.
Helikopter ini telah melakukan berbagai misi, namun sebagian besar menghabiskan waktu mereka sebagai transportasi personel dan kargo serta ambulans udara baik bersama militer dan operator sipil di seluruh dunia.
Alouette III dikenal memiliki kinerja yang bagus dalam lingkungan panas serta ketinggian membuatnya populer di seluruh tugas pencarian dan pertolongan, terutama di daerah pegunungan.

Helikopter nii juga terlibat dalam konflik terbatas di Afrika selama tahun 1960an dan 70an, di mana negara-negara seperti Prancis, Portugal, Rhodesia – yang menjadi Zimbabwe pada tahun 1980 – dan Afrika Selatan, mengubahnya menjadi platform serangan udara dengan senjata ringan. Bahkan setelah tahun 1985, IAR Rumania dan India Hindustan Aeronautics Limited (HAL) terus membangun model baru dengan lisensi juga.

Tapi tidak sepenuhnya jelas mengapa Alouette tetap berada dalam dinas Angkatan Laut Prancis sampai saat ini. Ini adalah desain mesin tunggal sementara angkatan laut semakin menyukai helikopter mesin ganda sebagai tindakan pengamanan tambahan jika ada salah satu mesin bermasalah selama penerbangan. Dauphin, Panther, dan Lynx semuanya merupakan desain mesin kembar.