More

    Bahrain Selamatkan Garis Produksi Jet Tempur F-16

    on

    |

    views

    and

    comments

    Bahrain akan menjadi menjadi negara pertama di wilayah ini yang mengoperasikan pesawat tempur F-16 Block 70 yang dibangun Lockheed Martin. Hal ini juga menjadi langkah penting untuk menyelamatkan garis produksi jet tempur F-16.

    Pada November lalu, Wakil Presiden Mike Pence mengumumkan penandatanganan kesepakatan untuk penjualan 16 F-16 senilai lebih dari US$ 2,3 miliar ke negara Teluk yang akan menjadi “dorongan besar untuk pekerjaan dan keamanan Amerika.”

    “Kami senang Kerajaan Bahrain dan pemerintah Amerika telah sepakat untuk bergerak maju dengan penjualan pesawat F-16 Block 70 untuk Royal Bahraini Air Force,” kata Rick Groesch, wakil presiden bidang pengembangan bisnis internasional di Lockheed Martin Aeronautics.

    F-16 Block 70 adalah generasi terbaru Fighting Falcon. Inti konfigurasinya di atas Blok-50/52 dengan menggunakan radar AESA AN / APG-83. Pesawat generasi keempat terbaru ini menggabungkan upgrade kemampuan seperti arsitektur avionik dan upgrade struktural untuk memperpanjang umur pesawat hingga lebih dari 50 persen di luar produksi F-16 sebelumnya.

    Meskipun jumlah pesawat telah berkurang dari total 19 menjadi 16 unit karena kebijakan pengurangan biaya, menurut sumber militer yang dikutip Defense News penjualan tersebut akan menunda kematian jalur produksi F-16.

    Sumber – yang berbicara dengan syarat anonimitas – menggambarkan penjualan ke Bahrain sebagai “izin Lockheed untuk mempertahankan lini produksi F-16 terbuka sampai tiga sampai lima tahun ke depan.”  Sementara di sisi lain Angkatan Udara Bahrain sangat membuthkan pesawat baru untuk bisa bersaing dengan negara-negara Teluk lainnya.

    “Ini win-win solution. Bahrain membutuhkan F-16 dan F-16 membutuhkan Bahrain,” kata sumber tersebut sebagaimana dilaporkan Defense News Minggu 21 Januari 2018.

    Namun, dengan kesepakatan ini, pejabat militer Bahrain mengkonfirmasi mereka menarik dari rencana pembelian Eurofighter Typhoon.  “Keputusan sudah diambil dan selesai. Angkatan Udara Bahrain tidak akan mengoperasikan Typhoon dalam waktu dekat, ” katanya.

    “Dengan total 16 F-16 baru dan 20 pesawat Block 40 diupgrade ke konfigurasi V, angkatan udara tidak lagi membutuhkan pesawat jenis baru.”

    Groesch menekankan upaya perusahaan untuk menjaga lini produksi F-16 tetap terbuka dan dia yakin hal itu bisa dilakukan melihat banyak peluang termasuk sekitar 200 pesawat di Eropa Tengah, Mediterania, Asia Tenggara dan Amerika Selatan.

    Juni lalu, Lockheed dan Tata Advanced Systems Limited (TASL) juga menandatangani sebuah perjanjian penting yang menegaskan kedua perusahaan bermaksud akan bergabung untuk memproduksi Blok F-16 70 di India jika dipilih untuk digunakan Angkatan Udara negara tersebut.

    Ini juga merupakan tonggak sejarah lain untuk menjaga jalur perakitan F-16 tetap berjalan. Meski tentu saja butuh perjuangan keras.

     

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this