Operasi militer Turki untuk menggempur pasukan milisi Kurdi yang bercokol di distrik Afrin, Suriah mendapat berbagai reaksi dari negara-negara besar di dunia. Sebagian dari negara-negara ini tidak berani menyalahkan Turki meski juga berharap agar misi tersebut segera berakhir.
Inilah sikap sejumlah negara di dunia yang memiliki kepentingan dan kekuatan di Suriah:
Rusia
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Rusia memberi perhatian dan terus mencermati operasi militer Turki di Afrin. Dia menambahkan bahwa Moskow terus melakukan komunikasi dengan Ankara dan Damaskus dalam masalah tersebut.
“Kami masih percaya bahwa prinsip menjaga integritas wilayah Suriah sangat mendasar. Tentu saja, kami memantau secara ketat aspek kemanusiaan yang terkait dengan apa yang sekarang terjadi di distrik Afrin,” kata Peskov kepada media.
Amerika Serikat
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mencatat bahwa Turki memiliki “masalah keamanan yang sah.” Dia menambahkan bahwa Turki menjadi satu-satunya anggota NATO yang saat ini menangani pemberontakan bersenjata di dalam perbatasannya.
“Turki jujur. Mereka memperingatkan kita sebelum mereka meluncurkan pesawat yang akan mereka lakukan, berkonsultasi dengan kami. Dan kita bekerja sekarang dalam perjalanan ke depan. Kami akan menyelesaikan ini, “katanya.
Untuk diketahui milisi Kurdi yang diserang Turki adalah kelompok bersenjata yang didukung dan dipersenjatai serta dilatih Amerika.
Inggris
Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Theresa May juga mengatakan bahwa London mengakui “kepentingan sah Turki dalam keamanan perbatasannya.” Inggris sekarang mencari cara untuk menghentikan kekerasan di Suriah setelah operasi Turki.
“Inggris berkomitmen untuk bekerja sama dengan Turki dan sekutu lainnya untuk menemukan solusi yang memberikan stabilitas, serta menahan diri dan melindungi kepentingan keamanan Turki,” juru bicara tersebut menjelaskan.
Iran
Kementerian Luar Negeri Iran mendesak Turki untuk menghormati integritas teritorial dan kedaulatan Suriah, dan tetap berkomitmen terhadap resolusi politik krisis Suriah.
“Iran berharap bahwa operasi ini akan segera berakhir untuk mencegah krisis yang semakin mendalam di wilayah perbatasan Turki dan Suriah. “Krisis yang berlanjut di Afrin dapat meningkatkan kelompok-kelompok teroris di Suriah utara,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Bahram Qasemi.
Mesir
Kementerian Luar Negeri Mesir menggambarkan operasi militer Turki sebagai “gangguan” dalam penyelesaian politik krisis Suriah. Kairo juga sangat menentang solusi militer terhadap krisis Suriah.
“Republik Mesir mengungkapkan penolakannya terhadap operasi militer yang dilakukan oleh pasukan Turki di kota Afrin di Suriah barat laut, dan menganggap operasi tersebut merupakan pelanggaran atas kedaulatan Suriah dan gangguan untuk upaya perdamaian di Suriah,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Mesir.
Prancis
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyatakan bahwa Paris menuntut sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB untuk membahas masalah tersebut serta meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghentikan tembakan dan mengizinkan akses kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Setelah perundingan antara Le Drian dan mitranya dari Turki Mevlut Cavusoglu, pemerintah Prancis mendesak Turki untuk menahan diri.
“Prancis memperhatikan keamanan Turki, wilayah dan perbatasannya. Paris meminta pihak berwenang Turki untuk menahan diri dalam konteks situasi kemanusiaan yang rumit di beberapa wilayah Suriah, mengingat kegiatan militer Damaskus dan sekutu-sekutunya,” demikian pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut.