Komando Angkatan Darat Rusia di Suriah melakukan tindakan pengamanan untuk personel mereka dengan menarik mundur dari Afrin yang jadi sasaran serangan Turki. Rusia kembali menyebut munculnya perang baru ini dipicu karena provokasi Amerika.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya Sabtu 20 Januari 2018 menyatakan pasokan senjata Pentagon ke kelompok-kelompok yang didukung Amerika di Suriah memicu operasi militer Turki di Afrin dan merongrong proses perdamaian.
“Pengumuman Washington untuk mulai melatih pasukan perlindungan perbatasan di Suriah memicu reaksi yang sangat negatif di Ankara,” kata Kementerian Pertahanan Rusia sebagaimana dilaporkan Sputnik.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Rusia menarik pasukannya dari pasukan Afrin, Suriah, yang menjadi sasaran serangan Turki.
“Komando pasukan Rusia di Suriah telah mengambil tindakan untuk menjamin keamanan prajurit Rusia yang berada di distrik Afrin, di mana Angkatan Bersenjata Turki melancarkan operasi khusus terhadap kelompok bersenjata Kurdi,” kata pernyataan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Sabtu Moskow sangat mengikuti situasi di Afrin di Suriah dan khawatir dengan berita tentang keterlibatan militer Turki di kota tersebut.
Moskow telah meminta pihak-pihak yang bertikai untuk menahan diri. Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan bahwa posisi Rusia didasarkan pada kebutuhan untuk melindungi integritas teritorial Suriah, menghormati kedaulatan dan penyelesaian politiknya dalam kerangka resolusi Dewan Keamanan PBB, serta kesepakatan yang dicapai berdasarkan proses Astana.
Pada tanggal 20 Januari, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkonfirmasi awal operasi di Afrin. “Operasi Afrin secara de facto telah dimulai di lapangan,” kata Erdogan dalam pidato di televisi, menambahkan bahwa “ini akan diikuti di Manbij,” katanya mengacu pada kota Syria lainya yang juga dikuasai Kurdi.
Turki telah mengancam akan melancarkan operasi di Afrin sejak pekan lalu setelah Amerika mengumumkan akan mulai melatih pasukan keamanan perbatasan yang terdiri dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang berafiliasi dengan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang dianggap sebagai sebuah kelompok teroris oleh Turki.