
Perang Vietnam Hingga Sekarang
Konflik besar berikutnya yang melibatkan tentara Amerika adalah Korea. Meskipun senapan sniper, dan teknik sniping, berkembang sepanjang periode, penembak jitu dalam perang ini dibayangi oleh tembakan senapan mesin dan artileri konsentrasi massa.
Tetapi saat Perang Vietnam penembak jitu muncul sebagai pahlawan lagi. Selama konflik, sering sekelompok kecil penembak jitu bertanggung jawab membunuh lebih banyak daripada keseluruhan batalyon infanteri.
Senapan sniper yang dominan pada periode Vietnam sebenarnya adalah senapan mesin M2 kaliber 50, yang digunakan sebagai senjata tembakan tunggal. Meski kombinasi ini tentu tidak cantik, ternyata efektif. Sniper Carlos Hathcock menggunakan M2-nya untuk membuat apa yang kemudian direkam sebagai sniper terpanjang dalam sejarah yakni tembakan mematikan dari jarak 2.286 meter.
Efektivitas senjata improvisasi akhirnya diakui oleh militer Amerika, yang pada tahun 1990 membeli BM50 M82 Barrett caliber 50 untuk digunakan sebagai senapan sniper, sebuah senjata yang kemudian distandardisasi sebagai M107.
Rekor Hathcock ini bertahahnhingga tahun 2002, saat seorang penembak jitu Kanada mengambil mahkota tersebut. Dengan menggunakan senapan MacMillan Tac caliber 50, ia memecahkan rekor dengan menambah jarak 24 meter. Saat ini, rekor untuk tembakan sniper adalah 3.540 meter yang dipegang oleh sniper Kanada saat perang ISIS di Irak belum lama ini.

Senapan sniper terus berkembang dan sebagian besar perkembangan dalam beberapa tahun terakhir telah difokuskan pada peningkatan optic,laser range finders, bipods, high-magnification scopes, dan night-vision untuk meningkatkan kemampuan sniper beraksi di lingkungan yang sulit.
Namun, sejak Perang Sipil sampai sekarang, teknologi ini hanya bisa membantu penembak yang terampil. Artinya, untuk menjadi penembak jitu tidak tergantung pada senjata yang dia gunakan, tetapi kemampuan penembak itu sendiri. Semua tergantung pada The Man Behind The Gun.