Perang Dunia
Perang Dunia I melihat perkembangan dan kodifikasi banyak teknik yang digunakan sniper sampai ke zaman modern. Ini difasilitasi oleh perkembangan lebih lanjut dalam senapan sniper itu sendiri. Pada tahun 1914, senapan bolt action telah disempurnakan, dan dilengkapi dengan magazine berisi lima sampai sepuluh putaran.
Putaran yang digunakan kalibernya jauh lebih kecil daripada di Perang Sipil, lebih aerodinamis, dan digerakkan dengan bubuk tanpa asap. Hal ini menjadikan senapan sniper akurat sampai 1.000 yard, dan penembak jitu dapat menghindari deteksi dengan lebih mudah.
Senapan ini juga biasa dilengkapi dengan teleskopik secara default. Jerman, pemimpin dunia dalam teknologi optik, hingga mendominasi medan perang dengan memberi 20.000 senapan scoped kepada penembak jitu terbaiknya.
Amerika secara bertahap mulai mengejar ketinggalan, akhirnya menetap di zoom Warner dan Swase x6, yang dipasang pada senapan Springfield 3030 M1903. Senjata ini tampak aneh, dan bisa menjadi kikuk dalam penggunaan, tapi menawarkan pembesaran target yang bagus hingga meningkatkan akurasi.
Pada Perang Dunia ke II, teleskop telah benar-benar berkembang, dan telah dibuat cukup kokoh untuk memenuhi persyaratan penyebaran lapangan yang panjang. Lyman Alaskan 2.5x dipasang pada senapan 30-06 M1, dan Unertl scope 10x terpasang pada senapan Springfield M1903.
Meskipun kita sering menganggap penembak jitu sebagai serigala tunggal, Perang Dunia II melihat penyebaran penembak jitu yang signifikan dalam peleton dan unit terkoordinasi lainnya, dan penembak jitu di Pasifik sering bertindak sebagai kekuatan tempur.