Jepang menolak kekhawatiran Rusia yang mengatakan pihaknya tidak memiliki kontrol penuh terhadap sistem rudal Aegis Ashore yang akan dibeli dari Amerika Serikat.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan sistem rudal Jepang murni defensif dan dikendalikan oleh spesialisnya serta tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangga, termasuk Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Senin 15 Januari 2018 menyuarakan kekhawatiran bahwa Amerika akan memiliki akses untuk mengendalikan sistem rudal Aegis berbasis darat tersebut setelah diinstal di Jepang. Moskow meminta dialog antara sekretaris dewan keamanan Rusia dan Jepang untuk menghasilkan bukti yang lebih meyakinkan.
“Sistem rudal negara itu ditujukan untuk melindungi kehidupan dan harta benda orang-orang dan sangat defensif,” kata juru bicara Kementerian Luar Neger Jepang kepada TASS Selasa 16 Januari 2018.
“Negara kita secara independen mengendalikan mereka, dan mereka tidak menimbulkan ancaman terhadap negara-negara tetangga, termasuk Rusia. Hal ini diklarifikasi kepada pihak Rusia pada pertemuan menteri luar negeri pada November tahun lalu,” katanya.
Diplomat tersebut mengatakan bahwa Jepang berencana untuk mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung lama mengenai Kepulauan Kuril Selatan dan menandatangani sebuah perjanjian damai.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa sistem Aegis Ashore secara eksklusif ditujukan untuk melindungi negara tersebut dari rudal balistik.
Seperti diketahui pada Desember 2017, pemerintah Jepang memutuskan untuk menjadi tuan rumah dua sistem Aegis Ashore. Mereka akan ditempatkan di prefektur Akita utara dan Yamaguchi tenggara pada 2023 atau lebih awal.
Untuk sistem Aegis Ashore, Tokyo berencana untuk membeli empat rudal SM-3 Block 2A dengan jangkauan penerbangan hingga 1.000 kilometer.