Patung kepala banteng berbahan marmer yang berumur 2.400 tahun dijarah selama perang saudara Lebanon. Kini patung tersebut kembali ke Beirut setelah pejabat Amerika Serikat menemukannya di negaranya dan mengirimnya pulang.
Kementerian Kebudayaan Lebanon dalam pernyataan benda tersebut bersama dua patung lain, yang dikembalikan Amerika, akan dipajang di Museum Nasional di Beirut pada awal bulan depan,
Mereka dicuri dari gudang di Byblos pada 1981 pada puncak perang saudara Lebanon 1975-1990, karena petempur Kristen dan Muslim saling bertikai di sebagian besar bagian negara itu.
Dalam beberapa tahun belakangan, perang di Irak dan Suriah juga menyia-nyiakan warisan budaya mereka dan menciptakan pasar besar barang antik jarahan untuk membantu mendanai kelompok keras.
Kantor Kejaksaan Manhattan di New York pada bulan lalu mengatakan bahwa pihaknya mengembalikan tiga patung tersebut ke Lebanon dan membentuk unit perdagangan barang antik untuk menghentikan perdagangan barang-barang yang dijarah.
Ketiga patung itu digali pada era 1960an dan 1970an dari kuil Eshmoun di pelabuhan Sidon dan berasal dari antara abad keempat dan enam SM, dan telah dijual ke kolektor pribadi di AS.
Kepala banteng itu dikenali kurator saat dipinjamkan ke Metropolitan Museum of Art sebagai barang antik, yang dicuri di Lebanon.
Lebanon terletak di pantai timur Laut Tengah dan menjadi bagian penting dari dunia klasik, tempat asal peradaban Fenisia dan bagian dari kerajaan Persia dan Romawi. Tempat itu memiliki beberapa situs kuno utama.
Selama perang saudara, kurator di Museum Nasional di garis depan pertempuran melindungi harta yang tidak dijarah dengan menyegelnya di ruang bawah tanah atau membungkusnya dengan semen.
Sementara itu, benda lain berada di tempat lain di sekitar Lebanon, termasuk Byblos, kota pelabuhan kuno di utara Beirut, tempat tiga barang yang dikembalikan tersebut dicuri.