Unit Pertahanan Udara Suriah telah dilengkapi dengan sistem anti-pesawat rudal dari darat ke udara Buk-M2A. Hal ini menjadikan jet-jet tempur Israel hanya berani melakukan serangan dengan terbang di wilayah udara Lebanon.
Sebagaimana dilaporkan Sputnik Arab Sabtu 13 Januari 2018, sistem Buk-M2A mampu melacak rudal dan pesawat di ketinggian 25 km dan jarak tempuh 45 km.
Para ahli militer mengatakan bahwa pelanggaran berulang Angkatan Udara Israel terhadap wilayah udara Suriah ditujukan untuk memaksa unit pertahanan udara Suriah menembakkan semua persediaan rudal Buk-M2A, namun Damaskus menggunakan sistem ini hanya untuk kasus-kasus darurat.
Para ahli mengatakan unit pertahanan udara modern telah membuat pilot Israel tidak aman, sehingga mereka hanya dapat menggunakan wilayah udara Lebanon untuk menargetkan Suriah.
Sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa unit pertahanan udara tentara Suriah menembakkan setidaknya empat rudal ke sebuah jet tempur Israel setelah pasukan rudal Tel Aviv menyerang sebuah wilayah di Damaskus Barat. Pertahanan udara Damaskus dapat mencegat beberapa dari rudal masuk
Sumber tersebut mengatakan bahwa rudal anti-pesawat militer Suriah juga ditembakkan dari Pangkalan Udara Mezzeh di pedesaan Damaskus pada dini hari Sabtu.
Sumber tersebut menambahkan bahwa sebuah jet tempur Israel terbang di ketinggian rendah di atas wilayah Baalbek di Libanon dekat perbatasan Suriah ketika rudal Suriah diluncurkan.
Mereka menambahkan bahwa sejumlah rudal Israel ditembakkan ke depot amunisi Divisi 1 di pedesaan Damaskus, menambahkan bahwa Pertahanan Udara Suriah berhasil mencegat beberapa rudal tersebut sebelum mencapai target yang telah ditetapkan.
Namun, beberapa rudal tersebut menyerang sasaran mereka, menyebabkan ledakan keras di dekat kota Kesweh dan Sahnaya.