Angkatan Laut Jepang mengerahkan kapal dan pesawat amfibi di perairan dekat Northern Limit Line (NLL) di Semenanjung Korea sebagai upaya untuk menggagalkan Korea Utara untuk menghindari sanksi PBB.
Pada Desember 2017, Amerika meminta kepada Jepang untuk menempatkan kapal perang mereka di Laut Kuning agar bvisa mengawasi kapal-kapal asing yang mentransfer minyak ke Korea Utara.
Japan Times mengutip sumber di Angkatan Laut Jepang melaporkan Minggu 14 Januari 2018 kapal akan memantau pergerakan di wilayah tersebut.
“Kami mengikuti peraturan standar untuk misi peringatan dan pengawasan tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk memantau pergerakan kapal dan mengumpulkan informasi untuk dibagikan dengan Amerika Serikat. Angkatan Laut Jepang tidak secara paksa memeriksa kapal-kapal, karena tidak berwenang melakukannya kecuali jika ada persyaratan tertentu yang dipenuhi oleh Undang-Undang Pasukan Bela Diri,” katanya.
Namun pemerintah yakin bahwa kegiatan tersebut akan memberi tekanan lebih besar tidak hanya pada Korea Utara tetapi juga di China dan Rusia, yang diduga merupakan pelaku pengiriman minyak ke Korea Utara.
Angkatan Laut Jepang juga telah mengirim kapal dan amfibi pengawasannya hingga Laut China Timur dan Laut Jepang, untuk melakukan patroli harian terhadap kapal-kapal yang mencurigakan yang berada di dekat semenanjung Korea.
Menurut sumber lokal, Angkatan Laut Jepang mengambil foto-foto kapal-kapal yang mencurigakan dan membaginya dengan Amerika.
Namun, pejabat senior Angkatan Laut Jepang mengatakan belum jelas apakah upaya tersebut akan membawa hasiil dalam menggagalkan penyelundupan minyak.
“Kami tidak bisa secara paksa menyelidiki kapal, mereka bisa meninggalkan daerah tersebut dan berlayar ke lokasi yang berbeda untuk bertemu (kapal Korea Utara) dan memindahkan barang-barang tersebut. Kegiatan tersebut penting dalam memperketat jaring di sekitar Korea Utara, namun dampak sebenarnya tetap tidak pasti. ”
Perkembangan baru-baru ini terjadi beberapa hari setelah kedua Korea sepakat untuk mengadakan perundingan tingkat militer dan kerja mereka untuk mengatasi ketegangan perbatasan mereka dan untuk membahas kemungkinan partisipasi Korea Utara di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang bulan depan.
Perundingan langka tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara, karena Korea Selatan sebelumnya menangkap sebuah kapal tanker minyak berbendera Hong Kong yang kembali setelah diduga memindahkan minyak ke Korea Utara.
Satelit Amerika dilaporkan melihat kapal-kapal China, yang diduga menjual minyak ke kapal-kapal Korea Utara sekitar 30 kali sejak Oktober.
Korea Utara semakin mendapat tekanan ekonomi sejak PBB memberlakukan sanksi keras terhadap negara tersebut karena melakukan uji coba nuklir dan meluncurkan tiga rudal balistik antar benua (ICBMs) tahun lalu.