Drone yang digunakan dalam serangan baru-baru ini terhadap pangkalan militer Rusia di Suriah kemungkinan dibeli di pasar gelap. Hal ini karena pesawat tak berawak yang digunakan dalam serangan bunuh diri identik dengan yang diiklankan untuk dijual di Suriah.
Serangan terjadi pada 6 Januari 2018 malam di pangkalan udara Hmeimim Rusia di Latakia Suriah dan pangkalan Angkatan Laut Tartus. Sepuluh pesawat tempur menyerang Hmeimim sementara tiga lainnya menyerang Tartus. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pesawat tak berawak diluncurkan tiga puluh mil dari sasaran mereka dan dipandu dengan GPS.
Seluruh drone yang berjumlah 13 bisa dilumpuhkan dengan senjata konvensional maupun dengan senjata elektroni. Rusia mengaku bisa menguasai enam pesawat tak berawak dengan melumpuhkan dan mendaratkannya sementara tujuh yang lain dihancurkan dengan sistem pertahanan udara bergerak Pantsir-S.

Rusia telah menuduh Amerika Serikat berada di balik serangan tersebut, dengan mengklaim bahwa penggunaan GPS oleh drone untuk navigasi adalah bukti bahwa “kekuatan militer utama” berada di balik serangan tersebut. Tuduhan juga diperkuat dengan keberadaan sebuah pesawat patroli maritim P-8 Angkatan Laut Amerika yang yang terbang di dekat Mediterania pada saat serangan tersebut terjadi.
Namun, seperti dilaporkan Daily Beast, pesawat tak berawak yang digunakan dalam serangan itu identik dengan drone yang diiklankan di provinsi Syria, Idlib. Pesawat tak berawak, yang diiklankan di pasar senjata Telegram, memiliki “penampulan yang sama dengan ditutupi bungkus plastik hijau dan selotip, serta ditutup oleh selubung kayu yang mengelilingi mesin.”
Iklan drone di pasar gelap tersebut diposting pada 31 Desember 2018 di pasar senjata Telegram dimana pemberontak menukar segala sesuatu mulai dari sepeda motor hingga senapan mesin. “Pesawat pengintai yang menjatuhkan senjata untuk dijual,” tulis penjual.

Bom yang ditemukan oleh orang Rusia juga identik, dengan ” selubung semi transparan, sirip plastik putih, dan kait logam tebal untuk memasangnya. ” Muatan peledak bom itu terdiri dari logam BB yang diinduksi ke inti peledak dan ditempatkan di dalam tempurung batu seperti bom aerodinamis.
Selain itu GPS adalah sistem panduan berbasis satelit dan koordinat pangkalan militer Rusia sudah terkenal. Tidak diperlukan lagi pesawat P-8 Poseidon dilibatkan dalam serangan tersebut jika memang Amerika terlibat.

Pesawat ini memiliki desain improvisasi yang unik, yang tampaknya tidak berasal dari model komersial atau peralatan yang ada, menunjukkan adanya hubungan yang lebih kuat antara pesawat tak berawak yang dijual di Telegram dan model yang diambil oleh pasukan Rusia dan Suriah.
“Dari apa yang bisa saya lihat, pesawat tak berawak ini dibuat dengan menggunakan kayu dan tali. Mungkin servos dan mesinnya dibeli secara online, walaupun kemungkinan besar telah dilepas dari pesawat model, ” kata Mike Blades, seorang analis industri pesawat tak berawak di Frost & Sullivan.