Sudah lebih dari setahun sejak Angkatan Laut Amerika memutuskan untuk membatalkan pengadaan amunisi Long Range Land-Attack Projectile (LRLAP) untuk menjadi amunisi utama kapal perusak Zumwalt, namun sampai saat ini belum ada keputusan cara untuk menemukan amunisi terbaik.
Pada 2016, Angkatan Laut memutuskan untuk berhenti membeli LRLAP karena harganya yang tidak ketulungan mahalnya. Bagaimana tidak amunisi LRAP harganya US$ 800.000 atau sekitar Rp10,6 miliar. Padahal LRLAP adalah satu-satunya amunisi yang dikembangkan khusus untuk Advanced Gun System kapal.
Masalahnya, kata sumber kepada Defense News karena produksi kapal hanya diturunkan menjadi tiga kapal, maka harga harus dinaikkan karena jika tidak Lockheed Martin akan rugi.
Meski US Navy mengincar beberapa teknologi kunci yang bisa mengisi celah yang ditinggalkan oleh LRLAP, “tidak ada rencana sekarang untuk solusi material spesifik untuk amunisi pengganti,” Kapten James Kirk, mantan komandan Destroyer Zumwalt (DDG-1000), kepada wartawan di Simposium Surface Navy Association.
“Kami terus memantau perkembangan industri dan pematangan teknis. Contohnya adalah Hyper Velocity Projectile, ” katanya, mengacu pada amunisi dipandu kecepatan tinggi yang dibuat oleh BAE Systems dan awalnya dikembangkan untuk digunakan dalam senjata elektromagnetik.
“Kami memantau pematangan teknis untuk melihat apakah kita sampai di sana dan mendapatkan rentang dan jenis kemampuan yang kita inginkan dan sesuai dengan keuangan Angkatan Laut. Kami memantau itu, tapi kami belum membuat keputusan untuk itu. ”
Beberapa penundaan bisa terjadi karena sebuah studi baru-baru ini oleh tim evaluasi persyaratan Zumwalt, yang mengevaluasi ulang bagaimana kelas Zumwalt dapat memenuhi kebutuhan operasional Angkatan Laut. Berdasarkan rekomendasi tim, layanan tersebut berencana mengalihkan misi inti kapal tersebut dari mendukung pasukan darat menjadi misi untuk menyerang kapal permukaan lainnya.
Dia menambahkan bahwa setelah anggaran tahun fiskal 2019 dilepaskan, Angkatan Laut akan dapat secara lebih konkret merinci apakah itu memerlukan modifikasi atau persenjataan baru untuk kelas Zumwalt.
Baca juga:
Harga Amunisi Rp10 M Per Biji, Meriam Terbesar Zumwalt Takkan Punya Peluru