Seperti dilaporkan sebelumnya Rusia mengerahkan divisi baru sistem rudal pertahanan udara S-400 di Krimea. Ini adalah divisi kedua yang dikirimkan ke wilayah tersebut setelah S-400 pertama dikirim tahun 2017 di dekat kota pelabuhan Fedosia.
Apakah penempatan S-400 akan memunculkan masalah bagi lawan, khususnya NATO? Tentu saja. Pemempatan senjata ini jelas ini akan membawa dampak yang sangat signifkan baik untuk Rusia maupun untuk lawan-lawannya.
Penambahan S-400 yang dapat dipersenjatai dengan rudal 40N6 dengan jangkauan hingga 250 mil akan memberikan kemampuan kepada Moskow tidak hanya menjaga semenanjung aman dari serangan, tetapi juga mengancam wilayah udara jauh di dalam Ukraina dalam kasus Kremlin memilih untuk melakukannya.
Menurut produsen Almaz-Antey, system S-400 dasar dapat terlibat target pada jarak lebih dari 155 mil di ketinggian hingga 90.000 kaki. Juga dari catatan, S-400 dapat menembakkan setidaknya tiga jenis rudal dengan kemampuan yang berbeda.
Menurut sumber-sumber Barat, beberapa versi rudal yang mampu menghantam target sejauh 250 mil. S-400 juga dapat melacak 300 target secara simultan dan terlibat 36 target pada satu waktu.
S-300 dan S-400 diyakini merupakan ancaman mematikan bagi semuanya kecuali pesawat tempur dan pembom siluman. Semua pesawat generasi keempat seperti F-15, F-16 dan F / A-18 akan sangat terancam dengan senjata tersebut.
Hanya Lockheed Martin F-22 Raptor, F-35 dan Northrop Grumman B-2 Spirit yang akan dapat beroperasi di wilayah ‘kekuasaan’ system pertahanan udara ini. Tetapi pesawat siluman ini pun juga harus menghadapi tantangan serius untuk bisa lolos dari deteksi S-300 dan S-400.
Jika ada cukup banyak baterai S-300 atau S-400 beroperasi sebagai bagian dari jaringan pertahanan udara terpadu ini akan sangat merepotkan bagi pesawat siluman. Lebih sulit lagi karena system mobile dari S-300 dan S-400 yang akan bisa berpindah dengan cepat untuk mencari posisi paling bagus dalam memburu target.
Untuk Amerika Serikat, solusinya segera menyelesaikan pembangunan F-35 dengan Jammer Next Generation, serta bomber B-21 Raider yang berpotensi lebih siluman. Selain itu pembangunan pesawat generasi keenam menjadi jawaban yang bisa mengatasi system rudal Rusia ini, meski tentu saja, Rusia juga tidak akan tinggal diam untuk meningkatkan kemampuan benteng udaranya, termasuk menyelesaikan pembangunan S-500.
Baca juga:
Tak Ada Celah di Langit Laut Hitam, BUK-M2 Bergabung dengan S-300 dan S-400 di Crimea