Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un menegaskan negaranya tidak akan mengalami kesulitan meski dikepung dengan sanksi internasional. Bahkan jika sanksi itu diberlakukan satu abad pun tidak akan membuat mereka runtuh.
Dalam pernyataannya yang dikutip Kantor berita Korea Utara KCNA Jumat 12 Januari 2018, Kim mengungkap rahasia kenapa mereka bisa tetap bertahan melawan sanksi yang luar biasa keras dari dunia internasional.
“Salah satu rahasia di balik kemenangan Revolusi Korea di tengah kesulitannya adalah bahwa kita telah memberi perhatian khusus pada pengembangan sains dan teknologi. Kita tidak akan mengalami kesulitan, bahkan jika musuh kita memberikan sanksi selama 10 atau 100 tahun,” Kata Kim.
Kim menegaskan bahwa kemampuan Pyongyang untuk melawan tekanan asing berasal dari ekonomi nasional yang mandiri dan para ahli negara yang bekerja di bidang penelitian dan teknologi.
Korea Utara menjadi negara yang mendapat sanksi sangat berat dari dunia internasional. Dewan Keamanan PBB (DK PBB) memperkenalkan satu lagi sanksi ekonomi yang sulit, yang menargetkan, terutama ekspor minyak ke negara tersebut pada 22 Desember 2017 lalu, sebagai tindakan melawan uji coba nuklir dan rudalnya.
Langkah tersebut dimulai karena penolakan Pyongyang untuk menghentikan uji coba rudal nuklir dan balistiknya, sehingga melanggar resolusi DK PBB. Negara tersebut menjelaskan tentangannya dengan dugaan ancaman nuklir dari Amerika Serikat.
Di tengah meningkatnya ketegangan yang terjadi di Semenanjung Korea sejak musim panas, Rusia dan China mengusulkan tindakan seimbang antara dua Korea. Di satu sisi Pyongyang menghentikan program nuklir dan rudalnya, sementara Selatan menghentikan semua latihan bersama dengan Amerika Serikat di wilayah tersebut. Namun, rencana tersebut tidak mendapat tanggapan dari Korea Utara maupun Amerika.