Meskipun mengalai masalah anggaran karena turunnya harga minyak dan sanksi, Rusia ternyata bisa bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan untuk membangun dan menggelar keluarga radar peringatan dini Voronezh yang.
Pada tahun 2013 diyakini tujuh dari sembilan sistem radar tidak akan bisa selesai sampai 2018. Namun faktanya pada akhir 2017 Rusia mengumumkan bahwa tiga radar Voronezh (satu M dan dua model DM) beroperasi.
Tiga radar baru yang dibangun memantau aktivitas di China dan Timur Tengah. Sebanyak dua lagi sedang dibangun di Rusia utara untuk memantau aktivitas di Amerika Utara sementara yang kesepuluh atau yang terakhir, direncanakan untuk Crimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Alasan untuk menempatkan radar baru adalah bahwa pemerintah menganggap mereka penting untuk melindungi Rusia dari kemungkinan meningkatnya serangan nuklir oleh negara-negara Barat (Amerika, Inggris dan Prancis). Alasan teknisnya, radar Voronezh jauh lebih murah untuk dibangun, dipelihara dan dioperasikan serta lebih andal dan mampu dibandingkan model lama.
Radar baru ini akan menggantikan radar Daryal dan model yang lebih tua lagi seharusnya diganti Daryal tapi masih dalam pelayanan. Radar peringatan dini yang lebih tua biasanya berada di daerah yang merupakan bagian dari Uni Soviet namun saat ini tidak berada di Rusia.
Pada tahun 2013 Rusia menutup radar deteksi rudal jarak jauh Daryal di Azerbaijan setelah negara tersebut menuntut agar sewa baru yang lebih mahal dari semula hanya US $ 7 juta menjadi US$ 300 juta.
Rusia menolak membayar dan memilih menutup radar Azerbaijan dan membongkarnya setelah menyewa sepuluh tahun mulai 2012. Radar itu mulai beroperasi pada tahun 1983, dan seharusnya merupakan salah satu dari tujuh radar yang dibangun.
Namun akhir Perang Dingin menghentikan proyek itu dan hanya satu radar Daryal lainnya yang dibangun di pantai utara Rusia yang berfungsi untuk mendeteksi rudal yang datang di atas Kutub Utara dari Amerika Utara.
Radar di Azerbaijan mencakup seluruh Timur Tengah dan India. Perannya kini akan digantikan oleh radar Voronezh yang lebih modern di pantai Laut Hitam. Rusia sebenarnya telah menawarkan untuk meningkatkan radar Azerbaijan dan membayar lebih uang sewa tetapi tidak sampai hampir US$300 juta yang diminta Azerbaijan.
Sebagai tambahan, Rusia membayar Azerbaijan $ 5 juta per tahun untuk listrik dan US$ 10 juta per tahun untuk layanan lainnya. Sekitar 500 orang Azerbaijan dipekerjakan di stasiun radar, di samping 1.100 orang Rusia. Tetapi Azerbaijan tetap menolak yang menunjukkan negara itu ingin bersikap independen dan tidak memperdulikan soal uang.
Pada tahun 2012 Rusia mengaktifkan radar peringatan dini Voronezh keempat di Irkutsk, Siberia. Ini adalah yang pertama dari tiga yang akan dibangun di Rusia timur. Dua lainnya memasuki layanan, sesuai jadwal pada 2017.
Radar Voronezh di Rusia Barat berharga antara US$ 50 juta dan US$ 75 juta, sedangkan yang di Rusia timur (model VP) menghabiskan biaya lebih dari US$ 100 juta karena mencakup area yang lebih luas.
Seperti juga Daryals, Radar Voronezh dapat mendeteksi rudal masuk hingga jarak 6.000 kilometer. Tiga Voronezh M / DM dipasang di Rusia Barat antara tahun 2005 dan 2011. Salah satunya adalah di Kaliningrad di Laut Baltik. Yang lain ada ada di pantai timur Laut Hitam (Armavir), sedangkan yang ketiga berada di ujung timur Laut Baltik di luar St Petersburg.
Semua aktivitas pembangunan radar baru-baru ini disebabkan oleh runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, dan penghancuran sistem peringatan dini rudal balistik Rusia. Terpecahnya Soviet menjadi 14 negara baru menjadikan banyak stasiun radar yang membentuk sistem peringatan dini ICBM Soviet sekarang dimiliki oleh negara asing.
Kenaikan harga minyak dari tahun 1990an sampai 2013 memberi Rusia uang tunai untuk membangun kembali sistem radar peringatan dini rudal balistiknya. Yang pertama, di luar St Petersburg, dibangun dalam 18 bulan.
Desain baru lebih hemat listrik dan tenaga manusia yang lebih kecil untuk mengoperasionalkan serta dapat dibangun dengan menggunakan banyak modul prefabrikasi. Bahkan, radar Voronezh, karena menggunakan teknologi AESA digital bisa online sebelum radar selesai sepenuhnya. Itu tampaknya yang menjadikan beberapa radar Voronezh yang sudah beroperasi.
Rusia telah mengadopsi banyak teknologi dan praktik kerja Barat sejak runtuhnya Uni Soviet dan semuanya terlihat di radar baru ini. Fasilitas St Petersburg menggantikan yang ada di Latvia dan dibongkar pada tahun 2003, setelah diluncurkan pada tahun 1998. Satu radar baru di Armavir (di pantai Laut Hitam) dibangun untuk menggantikan radar era Soviet yang sudah tidak berfungsi di Azerbaijan dan Ukraina.
Sistem peringatan dini yang baru menyediakan deteksi untuk rudal yang datang dari segala arah. Pemimpin Rusia menyatakan NATO masih menjadi ancaman utama namun radar yang terakhir akan online menghadapi China, untuk berjaga-jaga.
Dalam praktiknya desain array bertahap Voronezh yang baru berguna untuk memantau peluncuran uji dan karena jumlah yang lebih besar, Voronezh dapat mendeteksi dan memberikan lebih banyak informasi mengenai apa yang dilakukan negara lain saat mereka mengembangkan rudal balistik baru.
Rusia mencatat bahwa sistem radar peringatan dini mereka mendeteksi 50 peluncuran rudal balistik pada tahun 2017. Rusia jarang merilis data seperti itu sebelumnya yang menunjukkan mereka ingin bahwa pandangan jarak jauh mereka telah pulih.