Rusia Tidak Pernah Bisa Mengambil 4 Torpedo Nuklir Mereka dari Dasar Laut
Kapal Selam K-8 Uni Soviet

Rusia Tidak Pernah Bisa Mengambil 4 Torpedo Nuklir Mereka dari Dasar Laut

Kelas November (Type 627) adalah usaha pertama Uni Soviet untuk mengembangkan kapal selam serangan nuklir.  Type 627 sezaman dengan kapal penyerang kelas Skate dan Skipjack milik Angkatan Laut Amerika, meskipun mereka agak lebih besar dan umumnya kalah dalam hal teknologi.

Memiliki bobot 4.750 ton saat terendam, sebanyak 13 kapal selam Type 627 bisa bergerak pada kecepatan 30 knot dan membawa 20 torpedo yang diluncurkan dari delapan tabung depan.

Secara visual, Type 627 menyerupai kapal selam diesel kelas Foxtrot yang lebih besar. Soviet tidak mengadopsi lambung teardrop sampai kelas Victor. November terkenal di komunitas kapal selam karena kebisingan mereka. Lebih keras dibandingkan semua kapal selam nuklir  yang ada saat itu dan bahkan lebih keras dibandingkan beberapa desain kapal selam diesel listrik.

November awalnya dirancang dengan tujuan strategis. Soviet bekerja pada torpedo jarak jauh yang dijuluki T-15. Senjata ini bisa menyerang pangkalan angkatan laut NATO dari jarak hingga 40km. Torpedo begitu besar sehingga masing-masing kapal selam hanya bisa membawa satu senjata saja.

Namun, teknologi anti-kapal selam yang semakin efektif dengan cepat menjadi maslaah. November terlalu bising dan sangat mudah untuk ditemukan ketika mereka bergerak ke jarak serang dengan pelabuhan NATO.

Angkatan Laut Soviet yang tidak terlalu tertarik dengan misi strategis pada saat itu membangun ulang Kelas kelas 627 untuk peran anti-kapal yang lebih konvensional. Terlepas dari kebisingan mereka, November memiliki jangkauan untuk mengancam kapal-kapal permukaan NATO, terutama konvoi kapal transportasi.

Beberapa torpedo nuklir kecil dikonfigurasi dengan hulu ledak yang lebih kecil yang kompatibel dengan torpedo konvensional dapat menimbulkan malapetaka pada konvoi tersebut. Type 627 tidak pernah dianggap sebagai pemburu kapal selam yang sangat efektif, sebagian karena mereka lebih bising dibandingkan kapal selam lain dan juga karena teknologi sonar yang kurang.

K-8, kapal November ketiga, memasuki layanan di Armada Utara Soviet pada akhir 1960. Dalam pelayaran pertama dia mengalami insiden pendingin yang hampir mengakibatkan hilangnya kapal. Banyak krunya terkena radiasi tingkat tinggi. Tindakan drastis menyelamatkan kapal dilakukan dan dia kembali ke pelabuhan untuk diperbaiki.

Pada awal musim semi 1970, K-8 berpartisipasi Okean 70, sebuah latihan yang ditujukan untuk menampilkan jangkauan Angkatan Laut Soviet, dan juga untuk mengatasi masalah yang terkait dengan operasi yang jauh dari basis Soviet.

Latihan ini sangat besar bahkan terbesar yang pernah dilakukan Angkatan Laut Soviet. Kapal-kapal dari Armada Utara, Baltik, Laut Hitam, dan Pasifik berpartisipasi, dengan total sekitar 200 kapal. Armada Utara Soviet mengerahkan 60 kapal permukaan dan empat puluh kapal selam untuk mendukung operasi tersebut. Sesuai prosedur normal, K-8 membawa empat torpedo yang dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.

Pada tanggal 8 April, K-8 mengalami dua kebakaran, mengakibatkan kedua reaktor nuklir mereka rusak.  Kapal muncul ke permukaan dan Kapten Vsevolod Borisovich Bessonov memerintahkan awak kapal untuk meninggalkan kapal.

Sebanyak delapan anggota awak, terjebak dalam kompartemen yang banjir atau terbakar, meninggal dalam insiden awal. Untungnya, sebuah kapal perbaikan Soviet tiba, dan membawa K-8. Namun, cuaca buruk membuat operasi pemulihan menjadi sangat sulit.

Sebagian besar kru K-8 masuk kembali kapal selam tersebut, dan selama tiga hari berjuang untuk menyelamatkan kapal. Meski rinciannya tetap langka, tampaknya tidak ada kesempatan untuk melepaskan empat torpedo nuklir dengan aman dari K-8, dan memindahkannya ke kapal perbaikan.

Sayangnya, hilangnya power onboard dan kondisi cuaca menjadikan penyelamatan akhirnya sia-sia. Pada tanggal 12 April, K-8 tenggelam dengan sekitar 40 awak kapal. Mereka terkubur di kedalaman sekitar 15.000 kaki. Sebuah tingkat kedalaman yang sangat sulit untuk bisa mengangkat kembali kapal dan torpedo nuklir yang ada di dalamnya.

Hilangnya K-8 bersamaan dengan beberapa kecelakaan yang menimpa kapal selam lain di kelas yang sama tidak diragukan lagi membantu Angkatan Laut Soviet mendapat pelajaran penting tentang operasi jarak jauh. Sementara empat torpedo nuklirnya tetap berada di bawah, sebuah monumen abadi untuk misi paling berbahaya dalam Perang Dingin.

Baca juga:

7 Kali Amerika Kehilangan Bom Nuklir, dan Tidak Pernah Ketemu