Serangan ke Pangkalan Udara Rusia dan Sinyal Baru Konflik Suriah
Pesawat Rusia di lapangan udara dekat Latakia.

Serangan ke Pangkalan Udara Rusia dan Sinyal Baru Konflik Suriah

Dalam beberapa hari pangkalan udara Rusia di Suriah mendapat serangan dari kelompok bersenjata. Pada 31 Desember 2017 serangan dilaporkan merusak sedikitnya tujuh pesawat militer Rusia termasuk Su-24 dan Su-35S serta melukai sejumlah personel. Namun Kementerian Pertahanan Rusia membantah tentang kerusakan pesawat. Mereka mengakui memang ada serangan artileri ke pangkalan dan menewaskan dua prajurit mereka.

Beberapa hari sebelum serangan Tahun Baru tersebut, pada tanggal 27 Desember, serangan artileri lainnya juga terjadi. Dua roket ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Pantsir-S1 sementara setidaknya satu lainnya lolos namun menghantam lokasi di luar pangkalan.

Pada 6 Januari 2017 kembali muncul laporan serangan terjadi yang dilakukan oleh pesawat tak berawak. Bahkan muncul laporan dari media berbahasa Arab, serangan dengan drone murah yang dipersenjatai tersebut merusak sistem pertahanan udara S-400 yang ditempatkan di pangkalan tersebut.

Meskipun serangan semacam ini bukan pertama kali terjadi, namun tiga kejadian dalam 10 hari menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari serangan terhadap pangkalan terbesar Rusia di Suriah.

Jika melihat data resmi yang yang diumumkan Rusia pada Agustus 2017 lalu menunjukkan keterlibatan sistem pertahanan udara Rusia di Suriah sampai saat itu.  Terlihat jelas frekuensi kejadian ini telah meningkat sejak saat itu karena daftar tersebut hanya menunjukkan ada empat serangan ke pangkalan udara Rusia, tiga dari serangan tersebut melibatkan roket artileri dan satu menggunakan balon.

Kemampuan musuh untuk secara cepat menyesuaikan perangkat keras dan taktik mereka, terutama bila menyangkut penggunaan pesawat tak berawak telah berkembang di medan konflik Timur Tengah. Di Yaman, pemberontak Houthi,  juga menggunakan pesawat tak berawak kecil untuk menghancurkan pertahanan udara lawan. Sebelum ini, kemampuan semacam itu hanya dimiliki oleh aktor negara.

Dengan menggunakan berbagai bahan konstruksi, konsep panduan, dan profil serangan, musuh dapat mengetahui apa yang terbaik untuk menggagalkan sistem pertahanan udara lawan. Dan proses trial and error itu tampaknya sedang berlangsung dalam serangan di pangkalan Rusia.

Karena kemampuan drone kecil menjadi semakin kompleks dan mudah diakses, ancaman yang akan dihadapi pangkalan Rusia sepertinya akan terus meningkat. Seiring waktu, hampir pasti teknologi drone dan senjata yang digunakan juga akan berkembang semakin baik hingga mereka akan menjadi sangat mengganggu. Tidak ada kemampuan defensif yang dikenal dan tangguh untuk bisa melawan ancaman jenis tersebut saat ini.

Siapapun yang mengeksekusi serangan ini yang jelas mereka bisa menempatkan diri di dekat wilayah yang dikuasai rezim.  Ancaman yang jauh lebih menyebar ini menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi rezim Assad dan pendukungnya.

Pesawat tak berawak sangat menarik untuk jenis peperangan ini karena bisa dibangun dalam jumlah besar secara diam-diam di lingkungan perkotaan dan mereka adalah senjata yang memungkinkan pengguna memiliki kesempatan bertahan yang tinggi setelah misi mereka.

Pangkalan Rusia di Latakia Suriah

Mereka juga menempatkan target bernilai tinggi dalam risko tinggi. Pangkalan utama Rusia di Suriah jelas merupakan target paling diincar para pemberontak. Jika faktor-faktor ini memang dimainkan, serangan ini cenderung akan menjadi lebih sering seiring berjalannya waktu.

Pertanyaan besarnya adalah jenis dampak serangan yang meningkat terhadap pangkalan utama Rusia di suriah.  Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini melakukan perjalanan ke pangkalan ini untuk mengumumkan kemenangan melawan ISIS dan pasukan anti-Assad di Suriah.

Serangan lanjutan terhadap basis profil tinggi menunjukkan fakta yang berbeda, dan situasinya berpotensi menjadi masalah bagi Presiden Rusia, terutama menjelang pemilihan presiden.

Tapi di atas segalanya serangan ini kemungkinan merupakan indikator bahwa konflik di Suriah akan berubah dalam beberapa bulan mendatang dan mungkin akan berlangsung selama bertahun-tahun.