Iran baru-baru ini digucang dengan demonstrasi di seluruh negeri yang dipicu oleh beban ekonomi yang semakin berat. Demonstrasi kemudian berkembang menjadi masalah politik yang memunculkan kelompok anti-pemerintah dan pro-pemerintah.
Masalah kesenjangan ekonomi diduga menjadi persoalan besar yang dihadapi rakyat negara tersebut. Terlebih di tengah keterbukaan informasi sekarang ini, orang-orang kaya dengan seenaknya memamerkan kekayaan mereka melalui media sosial.
“Ketika Maserati melaju di jalanan padat Teheran, melewati bus penuh penumpang dan sedan lusuh, para pejalan kaki yang melihatnya terkadang melontarkan umpatan dan mengecamnya,” demikian deskripsi yang dituliskan Shashank Bengali dan Ramin Mostaghim di LA Times.
LA Times memberi contoh akun Instagram populer ‘Rich Kids of Tehran’. Di akun ini misalnya, terpampang anak-anak muda berusia 20 tahunan memamerkan berbagai barang-barang branded, aktivitas liburan mewah dan berbagai fasilitas VIP yang mereka nikmati.
Jurnalis asal Iran Amir Ahmadi Arian menuliskan di New York Times, bahwa situasi ini semacam ironi. Para remaja kaya di Iran bertindak seperti kelas aristokrat baru yang tidak menyadari sumber kekayaan mereka.
“Mereka dengan seenaknya membawa Porsche dan Maserati melewati jalan-jalan di Teheran, melewati kaum miskin dan mengumbar soal kekayaan mereka di Instagram,” tulis Arian di LA Times dan dikutip Business Insider, Minggu 7 Januari 2017.
Ketimpangan ini menjadi sorotan para pemrotes selama dasawarsa lalu, dan tampaknya mencapai puncaknya, terutama setelah Presiden Iran Hassan Rouhani memperkenalkan anggaran penghematan.
Berbeda dengan para pemrotes kelas buruh yang meneriakkan ‘Death to Rouhani’ dan ‘Death to the dictator’, akun Instagram para remaja kaya Teheran tersebut terlihat sangat mendukung Rouhani dan pemerintahan Iran.