https://www.youtube.com/watch?v=VQ3kB82fcmA
Namun, Tu-128 pasti tidak ingin terlalu dekat dengan musuh. R-4 memiliki jangkauan minimal satu mil, dan membuat Fiddler lamban, menderita loading sayap tinggi, hanya bisa mentolerir beban g- maksimum 2.5g ketika membuat manuver (jet tempur kontemporer biasanya memiliki kemampuan manuver 4g). Karena itu tidak dimaksudkan untuk berbenturan dengan pejuang musuh, Fiddler juga tidak memiliki penanggulangan elektronik dan penerima radar peringatan.
Masalah serius lain adalah bahwa radar dan rudal Fiddler tidak akan bekerja ketika pesawat terbang rendah dan doktrin Angkatan Udara AS bergeser dari kecepatan tinggi ke serangan ketinggian rendah pada 1970-an.
Akhirnya, Uni Soviet melakukan upgrade ke semua pencegat dengan standar Tu-198M baru, yang telah ditingkatkan pada radar dan rudal R4M yang bisa mencapai target serendah setengah mil di atas tanah. Kemudian dalam kehidupan pelayanan mereka, Fiddlers juga dipasangkan dengan pesawat Tu-126 AWACS untuk meningkatkan peluang mereka mendeteksi penyusup.
Sebanyak 198 Tu-128 diproduksi, termasuk 14 varian pelatih Tu-128UT, yang memiliki kokpit ketiga aneh terletak di hidung bengkok yang menjadikan mereka dijuluki “Pelicans.”

Hanya pilot senior ditugaskan untuk unit Fiddler, dan mereka menerima gaji tertinggi untuk pilot Soviet. Kru Fiddler harus disiapkan dengan tugas di pangkalan garis depan dan melakukan penerbangan jarak jauh di ke pangkalan udara. Mereka secara rutin harus membayangi pesawat mata-mata SR-71 Blackbird yang terlalu cepat untuk Fiddler untuk mencegat atau menyerang.
Namun, Blackbirds tinggal di wilayah udara internasional, tidak seperti para pendahulu mereka yang lebih lambat.
Fiddler disukai oleh pilot baik karena kehandalan, tingkat mendaki cepat dan kinerja tinggi. Tu-128 bahkan bisa supercruise, yaitu mempertahankan penerbangan supersonik tanpa membuang bahan bakar ke afterburner, suatu sifat yang sangat berharga dalam desain tempur hari ini.
Pada sisi negatifnya, Fiddler membuthkan landas pacu yangpanjang yakni lebih dari 12 mil. Konsumsi bahan bakar yang tidak merata di seluruh tangki bahan bakar yang sangat besar juga bisa mengakibatkan ketidakseimbangan pesawat.
Interceptor Soviet juga terbukti kokoh; ketika dua Tu-128s bertabrakan pada tahun 1978, salah satu pesawat berhasil mendarat kembali di pangkalan dengan satu mesin fungsional dan sayap rusak.
Tu-128 tetap dalam pelayanan sampai tahun 1990, ketika itu akhirnya sepenuhnya pensiun dan diganti MiG-31 Foxhound yang bisa mencapai Mach 3 dan menggunakan radar dan rudal yang jauh lebih.