Site icon

Trump Ancam Tahan Bantuan untuk Palestina

Yerusalem

Presiden Donald Trump kembali menebar kicauan ancaman lewat di Twitter. Kali ini dia menyatakan Amerika Serikat dapat menahan bantuan masa depan kepada warga Palestina.

Trump menuduh mereka tidak lagi bersedia merundingkan perdamaian dengan Israel. Trump mengatakan bahwa Washington memberi warga Palestina “ratusan juta dolar” setahun dan tidak mendapat penghargaan atau penghormatan.

Mereka bahkan tidak ingin merundingkan perjanjian perdamaian, yang lama tertunda, dengan Israel. “Jika orang Palestina tidak lagi mau merundingkan perdamaian, mengapa kita harus memberikan dana masa depan, yang besar itu, kepada mereka?” katanya.

Kicauan Presiden itu menyusul rencana, yang diungkapkan duta besar Amerika untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa,  Nikki Haley, untuk menghentikan pendanaan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina.

“Presiden pada dasarnya mengatakan bahwa dia tidak ingin memberikan dana tambahan, atau menghentikan pendanaan, sampai Palestina setuju untuk kembali ke meja perundingan,” kata Nikki Haley kepada wartawan saat ditanya mengenai pendanaan Amerika Serikat di masa depan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk pengungsi Palestina.

Amerika Serikat adalah donor terbesar untuk badan tersebut, dengan janji komitmen sebesar hampir 370 juta dolar pada tahun 2016, menurut laman UNRWA.

Hubungan Palestina dengan Washington memburuk awal bulan lalu setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yang memicu kemarahan di seluruh dunia Arab dan kekhawatiran di antara sekutu Barat Washington.

Beberapa minggu kemudian, lebih dari 120 negara menentang Trump dan mendukung sebuah resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa yang menyerukan agar Amerika Serikat membatalkan keputusannya atas status Yerusalem. “Apa yang kami lihat resolusi itu tidak membantu situasi,” kata Haley Selasa 2 Januari 2017.

“Orang-orang Palestina sekarang harus menunjukkan kepada dunia bahwa mereka ingin datang ke meja perundingan. Sampai sekarang, mereka tidak berunding tapi mereka meminta bantuan. Kami tidak memberikan bantuan, kami akan pastikan mereka datang ke meja perundingan dan kami ingin maju dengan proses perdamaian, “katanya.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyebut keputusan pemerintahan Trump tentang Yerusalem sebagai “kejahatan terbesar” dan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.

Ia juga mengatakan tidak dapat diterima jika Amerika Serikat memiliki peran dalam proses perdamaian Timur Tengah karena bias mendukung Israel.

Pada Selasa, Parlemen Israel mengeluarkan amandemen, yang akan membuat lebih sulit baginya menyerahkan kendali atas wilayah Yerusalem dalam kesepakatan perdamaian dengan Palestina.

Exit mobile version