More

    Trump Ancam Stop Bantuan, Palestina: Yerusalem Tidak Dijual

    on

    |

    views

    and

    comments

    Sejumlah warga Palestina menilai Presiden Amerika Serikat melakukan pemerasan dengan mengancam menghentikan bantuan kepada Palestina jika tidak mau merundingkan perdamaian dengan Israel.

    Di Israel, pernyataan Trump tersebut disambut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Di sisi lain, mantan perunding perdamaian memperingatkan akan kemungkinan bahaya atas penghentian bantuan keuangan untuk Palestina itu.

    Pada Selasa, Trump mengatakan bahwa Washington memberi Palestina “ratusan juta dolas Amerika per tahun tanpa mendapatkan penghargaan atau hormat. Mereka bahkan tidak mau merundingkan perdamaian dengan Israel. Lalu, kenapa kami harus terus mengirim uang untuk mereka?”

    Saat menanggapi pernyataan itu, anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, mengatakan, “Kami tidak akan menyerah pada pemerasan.”

    Sementara juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rdainah mengatakan, “Yerusalem tidak untuk dijual, baik untuk emas ataupun perak. Kami memang sudah muak terhadap Trump sejak awal bulan lalu saat sang presiden mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.”

    Abu Rdainah mengatakan bahwa pihaknya tidak menentang upaya perundingan damai yang sempat terhenti pada 2014 lalu. Dia menegaskan pihaknya hanya menetapkan syarat batas-batas wilayah sebelum Israel mencaplok Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza pada 1967. “Jika Amerika Serikat memang menginginkan perdamaian, mereka harus menyepakati syarat ini,” kata dia.

    Israel sudah menyepakati syarat di Gaza dengan menarik mundur para tentara dan pemukimnya dari wilayah tersebut pada 2005 lalu. Namun mereka menyebut batas-batas pra-perang 1967 di Tepi Barat sangat tidak masuk akal dan menegaskan akan mempertahankan semua wilayah Yerusalem.

    Sementara itu, setahun lalu, badan peneliti kongres Amerika Serikat menyimpulkan bahwa Washington telah memberikan sekitar 400 juta dolar AS per tahun kepada Tepi Barat dan Gaza untuk bantuan ekonomi.

    Sebagian besar uang tersebut digunakan untuk membiayai proyek Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, sementara sisanya masuk ke anggaran Otoritas Palestina (PA).

    Di Israel, Menteri Kebudayaan Miri Regev mengaku menyambut baik ancaman Trump untuk menghentikan bantuan. “Saya sangat puas. Dia mengatakan sudah saatnya untuk menghentikan semua kata-kata yang membesarkan kepala Palestina,” kata Regev kepada stasiun radio milik tentara.

    Namun, tokoh oposisi, yang pernah menjadi kepala perunding perdamaian, Tzipi Livni, mengatakan bahwa pemerintah Israel harus segera memberitahu Trump untuk mencegah “bencana kemanusiaan di Gaza”, yang juga adalah kepentingan Israel.

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this