Rusia dan Jerman adalah dua negara yang berada di garis depan dalam hal pertempuran lapis baja. Bahkan keduanya berhadap-hadapan dalam pertempuran tank terbesar sepanjang masa akni di Kursk tahun 1943.
Bagaimana jika kedua negara sekarang kembali terlibat dalam pertempuran semacam itu? Seperti yang terjadi pada Perang Dunia II, pertempuran tank kedua negara akan membawa filosofi yang berbeda-beda. Rusia sejak lama menyukai kuantitas daripada kualitas. Stalin bahkan mengatakan bahwa kuantitas itu memiliki kualitas tersendiri. Hal ini terlihat jelas dalam pertempuran Kursk, di mana Soviet mengerahkan lebih dari 7.000 tank. Sementara Jerman hanya mengerahkan 3.300 tank saja.
Meski Rusia telah memperkenalkan tank terbaru mereka yakni T-14 Armata, faktanya menurut GlobalSecurity.org sebagian besar tank Rusia adalah T-80 dan T-72. Rusia juga hanya memiliki sejumlah kecil T-90, namun sebagian besar tank tidak jauh berbeda dari yang banyak kedodoran ketika melawan Tank Abrams di Desert Storm.

Tank terbaik Jerman saat ini adalah Leopard 2A6. Ini adalah tangki yang cukup andal. Awalnya dikerahkan dengan meriam utama 120mm, Jerman kemudian menggantinya dengan meriam serupa dengan laras 25 persen lebih panjang.
Hanya saja tank ini memiliki dua masalah. Pertama hanya ada 328 tank yang dimiliki Jerman setelah pemotongan pertahanan utama semenjak 2010. Kedua Jerman juga menolak untuk menggunakan depleted uranium armor-piercing.
Jerman juga mengambil langkah untuk merancang sebuah tank baru dengan Prancis. Tank yang disebut Leopard 3 ini, dimaksudkan untuk menjadi lawan tanding T-14 Armata Rusia. Hanya saja masih akan memakan waktu sementara Rusia telah selesai membangun prototipe dan memulai produksi.
Jadi, negara mana yang akan memenangkan pertempuran tank?
Rusia harus memiliki uang yang banyak untuk bisa membangun T-14 Armata. Rusia memang memiliki lebih dari 4.500 T-80, tetapi Leopard Jerman bisa membuat banyak tank Rusia kerepotan bahkan mungkin tak berkutik. Akhirnya, untuk saat ini situasi Kursk mungkin masih akan menjadi hal yang bisa terjadi lagi.