Stasiun luar angkasa China Tiangong-1 telah benar-benar lepas kendali selama berbulan-bulan dan badan-badan antariksa dari seluruh dunia memperkirakan benda tersebut akan jatuh ke Bumi pada awal 2018 ini. Sayangnya, tidak ada yang tahu persis kapan atau di mana sampah antariksa itu akan mendarat
Tiangong-1 – yang berarti “Istana Surgawi” – telah menjadi rumah sejumlah astronot China selama masa pakainya yang singkat. Namun setelah misinya diperpanjang pada 2016, badan antariksa China mengungkapkan bahwa mereka telah kehilangan komunikasi dengan pesawat ruang angkasa tersebut dan orbitnya telah tidak terkendali yang akan membawanya meluncur ke bumi.
Para ilmuwan yang memantau keberadaan stasiun luar angkasa tersebut telah berusaha memprediksi di mana kemungkinan benda tersebut jatuh namun mereka hanya dapat mempersempitnya ke area antara 43 derajat lintang utara dan 43 derajat lintang selatan.
Sebagian besar wilayah itu ditutupi oleh lautan, namun masih ada sekitar 1: 10.000 kemungkinan puing-puing itu mendarat di daerah berpenduduk, yang berpotensi melukai orang-orang atau merusak bangunan.
Stasiun luar angkasa memiliki berat 18.740 pound, dan meski sebagian besar material yang membentuk pesawat akan terbakar oleh gesekan dengan atmosfer bumi, ribuan puing diperkirakan akan bertahan dan terus meluncur.
Menurut sebuah FAQ tentang Tiangong-1, dampak berbahaya sebenarnya bukan dari puing-puing saja tetapi yang paling mengkhawatirkan adalah masih masuknya hydrazine, bahan kimia yang sangat beracun yang digunakan untuk bahan bakar roket. Jika ada manusia atau hewan yang bersentuhan dengan zat tersebut maka akan berakibat sangat buruk.
Pesawat ruang angkasa tersebut diperkirakan akan jatuh ke Bumi sekitar bulan Maret, meskipun para pengamat hanya bisa mempersempit tanggal pastinya dua minggu sebelum jatuh dan itupun juga belum bisa menjamin kebenarannya.
Ketika akhirnya mulai turun, para ilmuwan akan memiliki sedikit waktu untuk memprediksi area jatuhnya.