Implikasi Operasi di Wilayah Udara Iran
Untuk menyerang sasaran Iran yang dilindungi S-300, angkatan udara Gulf Cooperation Council (GCC) akan memerlukan dukungan perang elektronik yang luas dalam hal pelacakan, jamming dan kemampuan suppresion. Dan mereka tidak memiliki tingkat kemampuan teknis atau pengalaman dalam penekanan pertahanan udara musuh tingkat tinggi atau yang dikenal dengan suppression of enemy air defences (SEAD). Mereka harus mengandalkan bantuan Amerika.
Dan jika Amerika turun maka US Navy akan mengandalkan EA-18G Growler untuk jamming brute-force; RC-135U dan RC-135V / untuk sinyal jarak jauh kecerdasan dan lokasi radar; dan saturasi oleh rudal Tomahawk kapal selam dan ditutup dengan gempuran F-22 Raptor dan B-2 Spirit untuk serangan kinetik langsung. Untuk misi SEAD ini Amerika juga bisa menggunakan F-16CJ yang memang memiliki spesialisi misi ini.
Tetapi, AS tetap memiliki risiko tinggi ketika menghadapi S-300. Sejauh ini, setidaknya setelah Perang Vietnam, Amerika hampir tidak pernah bertempur di wilayah dengan sistem pertahanan udara yang kuat. Sehingga mereka bebas mengacak-acak wilayah lawan seperti Irak dan Afghanistan.
Bahkan ketika krisis Kosovo yang sistem pertahanan udara tidak terlalu kuat, beberapa pesawat Amerika rontok. Paling masuk akal, misi SEAD akan diambil alih oleh drone seperti RQ-180.